Catat! Ini 5 Panduan Dasar bagi PR

PRINDONESIA.CO | Kamis, 11/04/2024 | 1.006
Sebelum menjalankan aktivitas komunikasi, praktisi PR harus menguasai lima hal dasar ini.
Yoga/ PR INDONESIA

Menurut founder sekaligus CEO PR INDONESIA Group Asmono Wikan, ada lima hal dasar yang harus dikuasai public relations (PR) dalam menjalankan aktivitas mereka. Apa saja?

JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Peran public relations (PR) sangat penting dalam membentuk citra dan reputasi suatu organisasi. Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, seorang PR harus memahami dasar-dasar komunikasi agar pesan perusahaan dapat tersampaikan dengan jelas kepada publik.

Oleh karena hal itu, founder sekaligus CEO PR INDONESIA Group Asmono Wikan dalam bukunya berjudul Energi Kebaikan & Komunikasi Empatik (2021), menuliskan lima panduan dasar bagi praktisi PR ketika menjalankan tugasnya.

Adapun lima panduan tersebut mencakup kejujuran, mengedepankan fakta, humanis dalam berkomunikasi, tidak mengabaikan opini publik, dan menggunakan hati saat berkomunikasi. Untuk lebih jelasnya, berikut uraiannya.

1.    Jangan Berbohong

Salah satu fondasi utama PR dalam menjalankan tugasnya adalah kejujuran. Meskipun tidak semua informasi harus disampaikan secara terbuka, tetapi kejujuran tetaplah kunci. Kebohongan yang dilakukan hanya menunggu waktu untuk terbongkar. Jika itu terjadi, maka reputasi sebuah organisasi akan hancur dalam sekejap. 

Asmono mengatakan, kehilangan kepercayaan publik adalah mimpi buruk bagi PR. Sebab, untuk dapat memulihkannya kembali membutuhkan waktu dan upaya yang besar. 

2.    Sampaikan Fakta, Bukan Hoaks

Menyebar berita palsu merupakan tindakan tidak beretika yang bahkan bisa berujung pidana. Dalam konteks ini, PR harus mendasarkan informasinya kepada fakta. Selain itu, pastikan tidak ada celah dalam informasi yang disampaikan. Sebab, hal itu dapat membuka ruang bagi munculnya hoaks.

3.    Berkomunikasi Humanis, Jangan Argoan

Komunikasi yang efektif dapat dicapai dengan pendekatan yang humanis dan sikap rendah hati. Sebaliknya, kesombongan dan arogansi hanya akan merusak hubungan dengan publik. Dalam hal ini, PR harus mampu berkomunikasi dengan bahasa yang hangat, mengena, guna membangun kesan positif di mata publik. “Sudah bukan zamannya lagi berkomunikasi mengandalkan "otot", menebar ancaman, dan hujan makian,” tulis Asmono. 

4.    Dengarkan Audiens, Jangan Abaikan Opini Publik

Kemampuan mendengarkan adalah keterampilan yang sangat penting bagi praktisi PR. Dalam kaitannya, kemampuan ini menunjukkan penghargaan terhadap pandangan publik untuk dipertimbangkan ke dalam setiap keputusan dan strategi komunikasi. Pengabaian terhadap opini publik hanya akan menyebabkan kesalahpahaman, dan bahkan krisis bagi organisasi.

5.    Gunakan Hati Saat Berkomunikasi, Tidak hanya Teknologi

Meski perkembangan teknologi dewasa ini sangat memudahkan kerja PR, tetapi keberadaan hati jangan diabaikan.  Pelibatan hati dan perasan dalam proses komunikasi akan membangun empati, dan membuat pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh publik. 

Demikian lima panduan dasar yang penting diterapkan oleh praktisi PR. Semoga informasi ini bermanfaat, ya. (jar)