Praktisi public relations (PR) harus mengetahui cara menulis siaran pers yang menarik. Seperti apa?
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Di tengah perkembangan sumber informasi, siaran pers tetap menjadi salah satu rujukan utama wartawan dalam menulis berita. Laporan State of Media Report dari Cision mengungkapkan, siaran pers adalah jenis konten yang diinginkan 78 persen jurnalis dari suatu perusahaan atau brand (merek).
Dalam konteks ini, kepiawaian public relations (PR) menyajikan siaran pers menjadi kian penting. Oleh karena itu, founder sekaligus CEO PR INDONESIA Group Asmono Wikan dalam bukunya Energi Kebaikan dan Komunikasi Empatik (2021) menuliskan, terdapat tujuh tips yang bisa diterapkan PR untuk menulis siaran pers yang baik. Berikut uraiannya.
1. Fokus pada Kebutuhan Publik
Siaran pers yang efektif harus ditulis dengan mempertimbangkan sudut pandang publik, alih-alih hanya fokus pada perspektif organisasi semata. Adapun untuk mengasah kemampuan ini, PR harus meluangkan waktu membaca dan mempelajari gaya penulisan wartawan yang mendapat apresiasi positif dari publik pembaca.
2. Gunakan Kalimat Singkat dan Padat
Hindari membuat siaran pers terlalu panjang seperti makalah. Cukup sampaikan informasi dalam 1-1,5 halaman dengan kalimat ringkas tetapi penuh makna. Informasi terbaik adalah yang disampaikan secara singkat, jelas, sehingga pembaca merasa terlibat tanpa menyadari telah terinformasi.
3. Sertakan Data dan Fakta yang Relevan
Siaran pers harus memuat data dan fakta yang akurat. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas dan kredibilitas informasi yang disampaikan. Dalam hal ini PR harus bisa memilih data yang bermanfaat bagi publik, bukan hanya yang menguntungkan organisasi belaka.
4. Gaya Penulisan Bertutur dan Mengalir
Adopsi gaya penulisan naratif daripada hanya mengikuti pola klasik 5W + 1H. Siaran pers tidak lagi harus kaku dengan struktur baku, melainkan dapat disusun secara fleksibel dengan alur mengalir. Sajikan informasi yang mudah dipahami, menggunakan penulisan mengalir seperti dongeng atau cerita lisan, dengan tetap mematuhi prinsip jurnalisme.
5. Sertakan Kutipan dari Pemimpin
Untuk meningkatkan kredibilitas konten, sertakan kutipan dari pemimpin organisasi atau divisi yang relevan. Kutipan tersebut dapat memberikan tambahan perspektif dan mendukung isi siaran pers. Kutipan yang sesuai dengan konteks dan level pengaruh siaran pers akan memberikan kesan lebih meyakinkan bagi para wartawan.
6. Tonjolkan Empati
Manfaatkan siaran pers untuk mengundang empati wartawan dengan menekankan nilai-nilai humanisme yang terkandung dalam konten informasi. Ambil sudut pandang yang memperhatikan kepentingan pembaca, dan tonjolkan manfaat serta nilai tambah yang bisa diperoleh dari informasi tersebut.
7. Kawal Hingga Mendapat Perhatian Media
Khusus informasi yang dianggap memiliki dampak besar bagi reputasi organisasi, PR harus memastikan bahwa siaran pers tersebut mendapatkan perhatian yang cukup dari wartawan. Sediakan juga informasi tambahan yang dibutuhkan wartawan untuk mengembangkan berita secara komprehensif.
Masih dalam buku yang sama, Asmono menekankan, siaran pers yang baik dan efektif selalu menekankan manfaat konten bagi pembaca, bukan hanya untuk kepentingan organisasi. (jar)
- BERITA TERKAIT
- Tiga Institusi asal Indonesia Jadi Pemenang di Ajang AMEC Awards 2024
- Masih Ada Peluang, Pendaftaran Kompetisi Karya Sumbu Filosofi 2024 Diperpanjang!
- Perhumas Dorong Pemimpin Dunia Jadikan Komunikasi Mesin Perubahan Positif
- Berbagi Kiat Membangun Citra Lewat Kisah di Kelas Humas Muda Vol. 2
- Membuka WPRF 2024, Ketum Perhumas Soroti Soal Komunikasi yang Bertanggung Jawab