Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Dr. Dian Purworini membagikan empat tahapan dalam mengurai sentimen dalam komunikasi krisis yang perlu dilakukan praktisi PR. Apa saja?
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Komunikasi krisis merupakan proses strategis yang tidak hanya dilakukan saat isu negatif meledak, tetapi juga ketika sebuah isu mulai bergerak menuju krisis. Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Dr. Dian Purworini menjelaskan, opini publik yang tidak direspons dengan positif akan menimbulkan kekecewaan, sehingga sulit dikontrol ketika sudah menjadi krisis.
Merujuk penelitiannya bertajuk Public Opinion Towards Organisational Crisis: Insights from the Cognitive Appraisal Theory (2025), Dian memaparkan empat langkah yang dapat dijalankan praktisi public relations (PR) untuk mengurai sentimen dalam komunikasi krisis. Apa saja? Yuk, simak!
1. Pemetaan Potensi Prakrisis
Menurut Dian, tahapan paling awal adalah memetakan potensi krisis. Pemetaan ini dapat dilakukan dengan menganalisis cuitan warganet, hingga tren-tren pemberitaan mengenai organisasi. Dengan pemetaan awal, katanya, perusahaan dapat memulai langkah preventif untuk mencegah berkembangnya krisis.
2. Respons Saat Krisis
Selama krisis terjadi, organisasi harus segera mengambil respons cepat dan terus mengoptimalkan komunikasi dengan stakeholders terkait. “Tentunya sambil terus memantau respons publik atas krisis yang terjadi,” ujar Dian dilansir dari laman resmi ums.ac.id, Senin (8/12/2025).
3. Pemulihan dan Rekonstruksi Pascakrisis
Setelah situasi terkendali, lanjut Dian, barulah organisasi dapat menjalankan upaya pemulihan atau recovery. Di tahap ini, organisasi harus melakukan perbaikan dengan stakeholder yang terdampak dari krisis.
4. Pembelajaran dan Evaluasi
Menurut Dian, tahapan learning menjadi sangat penting untuk mengantisipasi krisis serupa terjadi di kemudian hari. “Ini adalah tentang bagaimana organisasi itu bisa belajar dari krisis. Agar ketika terjadi krisis lagi, bisa langsung menemukan solusi yang tepat,” tuturnya.
Keempat langkah tersebut harus diimplementasikan dengan baik agar publik mendapatkan transparansi yang jelas atas perkembangan situasi yang terjadi. Semoga informasi inibermanfaat, ya! (EDA)
- BERITA TERKAIT
- 4 Tahapan Mengurai Sentimen Negatif Dalam Komunikasi Krisis
- Akademisi Sorot Peran Media Sosial Sebagai Infrastruktur Penyelamat Saat Bencana
- Melihat Realitas di Lapangan dari Balik Layar Kerja Praktisi PR
- Nugroho Agung Bahas Hal di Belakang Layar Kerja PR dalam Buku Barunya
- Meramu Strategi Komunikasi Melalui Intuisi, Data, dan AI