Untuk menyukseskan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), komunikasi budaya memainkan peranan yang sangat penting. Kenapa?
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Sebagai salah satu proyek prioritas pemerintah, pembangunan Ibu Kota Nusantara perlu dikomunikasikan secara aktif, termasuk dengan pendekatan komunikasi budaya. Bahkan, kata Staf Khusus Bidang Komunikasi Publik sekaligus Juru Bicara Otorita IKN Troy Pantouw, komunikasi budaya memainkan peran penting dalam pembangunan bakal ibu kota negara yang baru tersebut.
Troy menjelaskan, pendekatan yang tepat kepada lapisan masyarakat di sekitar IKN, dapat menunjukkan bentuk penghormatan dan sikap menghargai dari pemerintah. “Kami bukan mendominasi, melainkan menghormati, dan menghadirkan pertemuan dengan mereka,” terangnya saat mengisi acara PRAction Universitas Indonesia, Selasa (22/5/2024).
Salah satu kunci kesuksesan komunikasi budaya seperti yang dijalankan Otorita IKN, kata Troy, adalah kemauan untuk memahami. Dengan itu, lanjut pria yang sempat menjabat Head of Public Communication COVID-19 itu, IKN dapat hadir berdampingan dengan berbagai macam budaya, suku, adat istiadat maupun agama yang ada.
Troy juga menyampaikan, upaya komunikasi budaya yang dilakukan sekaligus dapat menegaskan bahwa pembangunan IKN tidak akan menggerus kekayaan alam maupun budaya masyarakat sekitar. Sebaliknya, justru pemerintah akan memberikan ruang khusus untuk budaya yang ada. “Nanti kita akan memberikan ruang untuk mengekspresikan,” paparnya merujuk video tentang IKN yang sedang diputar.
Secara umum, peraih gelar Master Media dan Komunikasi dari Birmingham City University itu menyimpulkan, komunikasi budaya memiliki peranan penting bagi pembangunan IKN dalam konteks mendorong pengertian, penghargaan, penguatan kerukunan sosial, pengembangan hubungan antarindividu dan antarbudaya, hingga pembangunan berkelanjutan.
Lingkup Komunikasi Budaya
Menyambung penjelasan Troy tentang komunikasi budaya, Vice Head of Corporate Communication PR INDONESIA Group Rizka Vardya menyampaikan, budaya dalam konteks luas mencakup banyak aspek seperti bahasa sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan dan teknologi, sistem kepercayaan, ekonomi, sistem religi, dan juga kesenian.
Oleh karena itu, menurut Rizka, pemahaman secara menyeluruh terhadap budaya masyarakat yang akan menjadi objek penting dimiliki, sebelum menentukan strategi maupun taktik komunikasi. “Strategi komunikasi itu tahap-tahapanya ada situation analysis, ada stakeholder-stakeholder analysis, kemudian ada juga objektifnya, strategi dan taktik,” terang Rizka. (dlw)
- BERITA TERKAIT
- Tiga Institusi asal Indonesia Jadi Pemenang di Ajang AMEC Awards 2024
- Masih Ada Peluang, Pendaftaran Kompetisi Karya Sumbu Filosofi 2024 Diperpanjang!
- Perhumas Dorong Pemimpin Dunia Jadikan Komunikasi Mesin Perubahan Positif
- Berbagi Kiat Membangun Citra Lewat Kisah di Kelas Humas Muda Vol. 2
- Membuka WPRF 2024, Ketum Perhumas Soroti Soal Komunikasi yang Bertanggung Jawab