MIND ID optimistis sektor industri mineral dan batu bara (minerba) Indonesia mampu menjadi tulang punggung hilirisasi, dan dapat menghadapi tantangan geopolitik di masa depan.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia, MIND ID, mendalami dinamika geopolitik global yang diproyeksikan akan memengaruhi pasar komoditas, terutama yang menjadi andalan Indonesia, dalam forum MIND ID Commodities Outlook Through Geopolitical Impact 2025. Di sana, perseroan optimistis sektor industri mineral dan batu bara (minerba) Indonesia mampu menjadi tulang punggung hilirisasi, dan dapat menghadapi tantangan geopolitik di masa depan.
Dalam hal ini, MIND ID berharap seluruh pemangku kepentingan dalam industri minerba dapat menyusun langkah-langkah strategis yang adaptif, berorientasi masa depan, serta menjadi panduan dalam menghadapi risiko sekaligus memanfaatkan peluang di tengah ketidakpastian global.
Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID Dilo Seno Widagdo memaparkan, saat ini perseroan berada dalam posisi sangat siap untuk menjawab tantangan geopolitik yang berdampak pada fluktuasi harga, hingga perubahan kebijakan perdagangan internasional.
Ia menjelaskan, perseroan memiliki strategi operasioal cost leadership yang mampu menyerap risiko geopolitik, sehingga tetap mampu menjaga daya saing. Di samping itu, Grup MIND ID telah memiliki rencana investasi pengembangan usaha jangka menengah diikuti dengan sinergi dan kolaborasi yang kuat di internal, menyusul komitmen mendukung target pertumbuhan ekonomi yang agresif di angka 6-8 persen. “Aspirasi tersebut sangat memungkinkan, khususnya dengan mengoptimalkan sektor industri minerba,” katanya.
Dilo melanjutkan, saat ini perseroan memprioritaskan strategi hilirisasi yang mencakup 8 sektor prioritas dan 21 komoditas, termasuk nikel, tembaga, timah, emas, aluminium, serta batu bara yang menjadi andalan grup MIND ID.
Dalam mengelola komoditas mineral tersebut, pada 2024 MIND ID bersama seluruh anggota grup telah merampungkan beberapa inisiatif strategis seperti Proyek Smelter Katoda Tembaga PT Freeport Indonesia, Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase 1 Mempawah, serta kolaborasi rantai pasok produksi hulu hingga hilir emas ANTAM-Freeport Indonesia.
Di samping itu Grup MIND ID konsisten meningkatkan nilai tambah nikel dengan mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik yang terintegrasi. Proyek dari grup MIND ID ini akan dijalankan mulai dari pembentukan industri material komponen baterai, baterai sel, hingga ekosistem industri daur ulang dari produk-produk kendaraan listrik.
Investasi Minerba Indonesia & Pasar Baterai
Dalam kesempatan yang sama dengan Dilo, BNEF Metals & Mining Specialist Allan Ray Restauro berpendapat, Indonesia perlu melihat ekosistem industri mineral lebih pada aspek pertumbuhan jangka panjang. Menurutnya, Indonesia mampu menarik investasi yang sangat cukup, karena menguasai cadangan mineral yang besar dan mampu meningkatkan daya saing secara berkelanjutan. “Indonesia masih dapat memperbesar skala industrinya untuk menjawab kebutuhan mineral global yang besar di masa depan,” imbuhnya.
Allan juga menyoroti pertumbuhan penjualan baterai dunia yang tumbuh dengan sangat baik, diikuti pertumbuhan penjualan mobil listrik global. “Kita masih akan dapat melihat pertumbuhan yang sangat baik dari pasar baterai,” pungkasnya. (adv)
- BERITA TERKAIT
- SENYAWA Employee Volunteering Volume 2 #MINDucation Lestarikan Desa Ciderum
- Tantangan Komunikasi NET TV di Tengah Peralihan Kepemilikan
- Proyek Smelter Grup MIND ID Serap Ribuan Tenaga Kerja
- MIND ID Commodities Outlook 2025 Suarakan Optimisme Hadapi Tantangan Geopolitik
- AI dan Keamanan Siber Akan Jadi Fokus Komunikasi Microsoft Indonesia di 2025