Secara garis besar, pakar komunikasi Aqua Dwipayana menilai, inti dari kesuksesan pelayanan rumah sakit adalah kelancaran komunikasi. Namun, menurutnya, itu masih menjadi tantangan bagi tenaga kesehatan di Indonesia.
YOGYAKARTA, PRINDONESIA.CO – Dalam beberapa hari ke depan, Sedayu General Hospital Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan resmi beroperasi. Menjelang itu, seluruh pihak internal pun dibekali pengetahuan komunikasi sebagai aspek penting dalam menghadirkan pelayanan prima.
Dalam kesempatan itu, pihak Sedayu General Hospital menghadirkan pakar komunikasi Aqua Dwipayana. Pria yang merupakan mantan wartawan itu menyampaikan pentingnya kerja sama tim untuk mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini, ia menegaskan, kekuatan sebuah tim dapat dilihat dari seberapa efektif komunikasi yang berjalan, dan bagaimana masing-masing anggota saling mendukung dan berbagi visi.
Ayah dua anak ini sangat menekankan komunikasi yang efektif di lingkup internal rumah sakit, karena hal tersebut menyangkut keselamatan pasien. “Membangun komunikasi yang jujur dan terbuka sangat penting. Kesalahan kecil akibat kurangnya koordinasi dapat berdampak besar,” ujarnya, Senin (9/12/2024) seperti dikutip dari Tugubandung.
Kiat Membangun Pelayanan Prima
Adapun dalam konteks membangun pelayanan prima, lanjut Aqua, harus mencakup sikap positif kepada pasien sebagai mitra yang harus dihormati. Baginya, pelayanan prima di rumah sakit bukan cuma tentang memberikan tindakan medis maupun obat, tetapi juga bagaimana membuat pasien dan keluarganya merasa dihargai, aman, dan nyaman.
Untuk itu, Aqua menyarankan agar setiap pegawai rumah sakit dapat mengedepankan sikap ramah, empati, dan responsif, guna menciptakan pengalaman positif bagi pasien dan keluarganya. “Ketika mereka memiliki kesan mendalam, akan kembali lagi jika membutuhkan bantuan terkait kesehatan. Bahkan mereka bisa bercerita kepada orang lain, dan ini akan jadi promosi gratis,” imbuhnya.
Secara garis besar, lanjut Staf Ahli Ketua Umum KONI Pusat itu, inti dari kesuksesan pelayanan rumah sakit adalah kelancaran komunikasi. Namun, menurutnya, hal itu masih menjadi tantangan bagi tenaga kesehatan di Indonesia
Aqua menjelaskan, alasan mengapa masyarakat kelas menegah atas banyak lebih memilih berobat ke luar negeri bisa jadi karena komunikasi yang dibangun tenaga kesehatan di sana lebih baik. “Umumnya (tenaga kesehatan di luar negeri) fokus menyimak saat berkomunikasi dengan pasien. Menunjukkan keseriusan dan empati,” paparnya.
Oleh karena itu, Dewan Pakar Ikatan Sarjana Komunikasi Pusat itu sangat mengimbau para tenaga kesehatan di Indonesia untuk mulai berupaya membangun komunikasi efektif dengan berbagai pihak. Sebab, konsistensi dalam hal ini dapat memastikan semua urusan berjalan lancar. (RHO)
- BERITA TERKAIT
- Jadi Pemimpin Baru ASPIKOM Korwil DIY-Jateng, Rouli Manalu Siap Perkuat Sinergi
- 5 Manfaat Data untuk Meningkatkan Hubungan dengan Media
- Perbedaan “On the Record, Off the Record, On Background” dalam Komunikasi Media
- Media Massa Arus Utama Masih Berperan Penting dalam Komunikasi Pemerintah
- Belajar dari Pidato Gibran, Pentingnya Penguasaan Bahasa dalam “Public Speaking”