Digitalisasi dan Optimalisasi Media, Cara Kemenag Bangun Citra Pendidikan Islam

PRINDONESIA.CO | Senin, 23/12/2024
Pembukaan Media Gathering Koordinasi Humas dan Publikasi tahun 2024
Dok. Sekretariat Ditjen Pendidikan Islam

Dalam konteks membangun citra positif institusi di bidang pendidikan Islam, Tenaga Ahli Menteri Agama Bidang Hubungan Antar Kelembagaan Muhammad Ainul Yakin mengatakan, perlu adanya inovasi teknologi yang berkesinambungan di lingkungan madrasah maupun perguruan tinggi keagamaan.

DEPOK, PRINDONESIA.CO - Kementerian Agama (Kemenag) menilai penting strategi komunikasi publik yang adaptif dan kreatif dalam membangun citra positif institusi, khususnya di bidang pendidikan Islam. Dalam hal ini, Tenaga Ahli Menteri Agama Bidang Hubungan Antar Kelembagaan Muhammad Ainul Yakin mengatakan, humas memegang peran strategis dalam membangun narasi positif.

Disampaikan dalam acara Media Gathering Koordinasi Humas dan Publikasi Tahun 2024, Minggu (22/12/2024), pria yang karib disapa Gus Yakin itu menggarisbawahi peran penting humas, dengan menekankan kalau 90 persen masalah bisa bersumber dari komunikasi yang buruk. “Sedangkan komunikasi yang baik dapat menyelesaikan 90 persen tantangan, sehingga humas harus menjadi garda terdepan dalam menyampaikan program strategis kementerian,” ujarnya seperti dikutip dari siaran pers.

Dalam konteks membangun citra positif institusi di bidang pendidikan Islam, Gus Yakin menegaskan, perlu adanya inovasi teknologi yang berkesinambungan di lingkungan madrasah maupun perguruan tinggi keagamaan.

Adapun saat ini, terangnya, apresiasi perlu diberikan terhadap upaya digitalisasi Kemenang yang diganjar penghargaan dari Komisi Informasi Pusat. Namun, sejalan dengan itu ia mengingatkan bahwa narasi positif tentang lembaga pendidikan Islam unggulan, seperti MAN Insan Cendekia, perlu mendapat perhatian lebih untuk mengimbangi publikasi sekolah umum lainnya.

Butuh Publikasi yang Variatif

Untuk itu, Gus Yakin turut mengajak Humas Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) untuk memperkuat kolaborasi dengan akademisi, media independen, dan tokoh publik guna memperluas pengaruh positif pendidikan Islam.

Ajakan tersebut disambut Sekretaris Ditjen Pendis Abdul Rouf, yang menilai penting komunikasi efektif untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap program unggulan kementerian.  “Lembaga pendidikan Islam harus dilihat sebagai pilar penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Kita memerlukan strategi komunikasi yang mampu mengangkat keunggulan institusi ini di mata masyarakat,” ujarnya.

Menurut Rouf, setiap upaya baik yang dilakukan harus diketahui publik. Dalam hal ini, imbuhnya, publikasi yang variatif merupakan kunci utama dalam penyampaian agar diterima dengan baik, termasuk dengan mengoptimalkan media sosial. “Program besar dan kebijakan strategis perlu disampaikan secara baik melalui media yang variatif, mulai dari berita, desain visual, hingga media video,” pungkasnya. (RHO)