Peran AI dalam Menghadirkan Strategi Komunikasi yang Relevan dan Empatik

PRINDONESIA.CO | Jumat, 31/01/2025
Tjandra Yoga Aditama Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Guru Besar FKUI, Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit, Kepala Balitbangkes
Dok.Pribadi

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Tjandra Yoga Aditama menegaskan, kecerdasan buatan (AI) bukan hanya alat canggih, tetapi mitra strategis dalam menghadapi krisis kesehatan dan komunikasi global.

JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Acara The International Strategic Communication (Stratcom) Summit 2024 yang digelar Direktorat Komunikasi Kantor Presien Turki pada Desember lalu di Istanbul, menegaskan betapa perkembangan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dapat mentransformasi komunikasi strategis.

Lewat tema besar “Artificial Intelligence in Communication: Trends, Traps, and Transformation”, kegiatan yang mendatangkan pakar AI dan praktisi komunikasi dari berbagai dunia itu mengulas tuntas soal peran AI dalam komunikasi strategis nasional suatu bangsa, berikut kaitannya dengan dinamika transparansi digital, keamanan data, hingga kolaborasi global.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Tjandra Yoga Aditama, menjadi satu-satunya panelis yang membawa pandangan bidang kesehatan ke dalam diskusi tersebut. Pada diskusi panel bertajuk AI in Crisis Communication: Real-Time Strategies for Public Safety, mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara itu menyoroti peran krusial AI dalam menghadapi tantangan komunikasi kesehatan yang berkaitan dengan keamanan dan persepsi publik.

Komunikasi Empatik

Menurut Tjandra, AI berikut algoritmanya punya peran penting dalam komunikasi publik. Utamanya dalam membantu proses pengambilan keputusan, dan memastikan ketepatan waktu serta sensitivitas dalam situasi krisis.

Hal itu ia sampaikan merujuk kepada praktik komunikasi krisis dan penyuluhan kesehatan yang melibatkan AI, ketika pandemi COVID-19 beberapa tahun lalu. “Komunikasi dengan AI akan dapat sesuai dan sejalan dengan kebutuhan masyarakat yang sedang dalam situasi krisis,” ujarnya dalam artikel yang terbit di Media Indonesia, Kamis (30/1/2025).

Pria yang pernah menjabat Dirjen Pengendalian Penyakit dan Kepala Balitbangkes Kementerian Kesehatan itu berpendapat, adopsi penggunaan AI juga memungkinkan organisasi menerapkan komunikasi yang tidak hanya relevan, tetapi juga empatik. “Peran AI dapat diandalkan untuk merancang strategi komunikasi yang tepat untuk keamanan publik sambil tetap bersifat empatetik,” pungkasnya menggarisbawahi salah satu poin penting bahasan di Stratcom Summit 2024.  (RHO)