Mengingat tak punya banyak waktu, pagi itu, Kasubdit Humas Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Ani Natalia Pinem menunjukkan aksi multitasking-nya. Sementara menunggu sesi pemotretan, dengan cekatan kedua tangannya menari lihai memoles wajah sembari melakukan wawancara.
Kepada Ratna Kartika dari PR INDONESIA yang menemuinya di ruang P2Humas DJP, Jakarta, Selasa (5/9/2017), Kakak Ani—begitu ia nyaman disapa—yang baru saja dinobatkan sebagai Insan PR INDONESIA 2017 mengungkapkan rasa cintanya terhadap profesi PR, berikut tantangan dan harapannya sebagai humas pemerintah. Termasuk, bekal yang akan ia wariskan kepada para juniornya di humas pajak.
Ani Natalia Pinem - Insan PR INDONESIA 2017
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Selamat telah terpilih sebagai salah satu Insan PR INDONESIA 2017. Apa makna apresiasi ini untuk Anda?
Terima kasih. Insan PR INDONESIA 2017 adalah apresiasi yang tidak disangka. Maksudnya, tidak menyangka ternyata selama ini ada pihak di luar sana yang menangkap dan memerhatikan gerak-gerik Direktorat Jenderal Pajak (DJP), terutama humasnya. Apalagi saya baru dua tahun mendapat amanah sebagai kasubdit Direktorat Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Masyarakat (P2Humas), tantangannya pun luar biasa.
Saya juga mengapresiasi PR INDONESIA karena selama ini konsisten mewadahi kami, para praktisi PR, untuk saling bertukar pikiran, berbagi pengalaman dan belajar di saat publik mulai melek dengan PR dan keberadaannya makin dibutuhkan.
Kepada siapa apresiasi ini Anda persembahkan?
Kepada seluruh pegawai pajak dari Sabang sampai Merauke, khususnya junior-junior saya di bagian humas. Semoga apresiasi ini bisa menjadi penyemangat sekaligus pembuktian “kita bisa” jika kita melakukan pekerjaan dengan maksimal, tulus, dan ikhlas. Jangan pernah berhenti belajar apalagi putus asa.
Jujur, ketika menerima penghargaan di Jogja, Jumat (25/8/2017), saya bangga bisa mewakili pemerintah, bersanding dengan insan-insan PR INDONESIA lainnya dari berbagai latar belakang instansi dan korporasi. Semoga apresiasi ini dapat memotivasi semua humas, tidak hanya di pajak, tapi semua unit pemerintah, bahwa PR pemerintah harus bangkit. Saya berharap tiap tahun selalu ada Insan PR INDONESIA yang mewakili pemerintah.
Mengapa?
Pemerintah perlu PR yang tangguh di era yang borderless ini. PR yang menguasai caranya mengomunikasikan, menceritakan, mencitrakan, mampu melihat dengan jernih, dan memetakan setiap permasalahan. Sehingga pemerintah bisa bekerja dengan baik karena mendapat dukungan penuh dari seluruh rakyatnya. Dengan dukungan dari rakyat, saya yakin negeri ini pun mampu bersaing di kancah internasional.
Kinerja humas pemerintah kerap dianggap lambat karena terbentur birokrasi. Di sisi lain, masih ada humas yang belum mendapat peran strategis. Komentar Anda?
Ada dua hal yang saling berkaitan. Pertama, pimpinan belum tahu peran humas sehingga dia tidak menempatkan orang yang memiliki passion di bidang itu. Kedua, PR-nya belum menjalankan perannya dengan baik. Saya rasa kalau humas itu inovatif dan bisa menujukkan hasil kerja mereka, akan ada saatnya pimpinan paham pentingnya humas bagi mereka.
Jadi langkah pertama, seorang PR harus bisa mencitrakan dulu dirinya kalau dia bisa mempiarkan dirinya sendiri, paham apa yang harus dia kerjakan, bagaimana mengerjakan, dan tahu cara mengerjakannya dengan baik. Buat pemimpin memahami peran PR. Yakinkan keberadaannya penting bahkan layak sebagai penasihat komunikasi. Dialah yang memberikan arahan, menyiapkan talking point, hingga rambu-rambu boleh dan tidak boleh diucapkan pemimpin ketika bicara di depan publik.
Di saat dunia dalam genggaman seperti sekarang, banyak hal yang bisa terjadi. Publik mudah diperdaya berita bohong, tiap orang bisa dengan mudah saling menjatuhkan dan menciderai. Adalah lucu kalau pimpinan organisasi tidak memanfaatkan PR untuk mengomunikasikan, menceritakan, dan mencitrakan organisasi dan dirinya. Kalau saya jadi pimpinan, saya akan hire the best PR yang bisa mempiarkan saya, menyampaikan visi, misi pekerjaan saya kepada publik, termasuk kalangan internal.
Bagaimana dukungan DJP terhadap keberadaan humas?
Improve a lot dibandingkan sepuluh tahun sejak humas lahir di DJP. Kami, seperti juga sub direktorat lain, mendapat dukungan dan kesempatan luar biasa untuk terus belajar meningkatkan kompetensi. Keberadaan kami saat ini ibaratnya sudah menjadi motor penggerak. Dulu, belum banyak kalangan internal yang mengetahui peran humas. Sekarang, humas sudah menjadi top of mind. Humas selalu dilibatkan dalam setiap kegiatan.
Dukungan kepada humas bahkan dirasakan hingga di tingkat Kementerian Keuangan. Beberapa kali Menteri Keuangan Sri Mulyani mengadakan pertemuan khusus dengan para humas, termasuk di dalamnya humas DJP. Di hadapan kami, beliau sampai bilang begini, “Kalian saya beli previlege untuk hadir di semua rapat saya.” Artinya apa? Ibu menteri paham peran dan keberadaan PR. Ibu Menteri percaya, humaslah yang paling mengetahui kapan informasi itu harus disampaikan ke publik, ditahan, siapa saja pihak yang harus dilibatkan, kemana saja informasi harus dikomunikasikan. (rtn)
- BERITA TERKAIT
- 5 Tren Komunikasi Ini Diprediksi Akan Mengubah Lanskap PR di 2025
- Budi Rahardjo, Kementerian Perhubungan: Berani Mengambil Inisiatif
- Agdya P.P Yogandari, Corporate Secretary VP PT Pelita Air: Dedikasi Tanpa Batas
- Haviez Gautama, Harita Nickel: Komunikasi itu Menenangkan
- Hevearita Gunaryanti Rahayu, Wali Kota Semarang: Mewujudkan Semarang Makin Kompak dan Hebat