Mengingat tak punya banyak waktu, pagi itu, Kasubdit Humas Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Ani Natalia Pinem menunjukkan aksi multitasking-nya. Sementara menunggu sesi pemotretan, dengan cekatan kedua tangannya menari lihai memoles wajah sembari melakukan wawancara.
Ani Natalia Pinem - Insan PR INDONESIA 2017
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Kepada Ratna Kartika dari PR INDONESIA yang menemuinya di ruang P2Humas DJP, Jakarta, Selasa (5/9/2017), Kakak Ani—begitu ia nyaman disapa—yang baru saja dinobatkan sebagai Insan PR INDONESIA 2017 mengungkapkan rasa cintanya terhadap profesi PR, berikut tantangan dan harapannya sebagai humas pemerintah. Termasuk, bekal yang akan ia wariskan kepada para juniornya di humas pajak.
Apa tantangan humas DJP selanjutnya?
Mengedukasi masyarakat. Membukakan paradigma kalau pajak penting buat mereka dan dikelola secara profesional. Edukasi ini harus terus menerus disampaikan karena generasi akan terus berganti. Cara mengedukasi juga harus dinamis agar sesuai dengan perkembangan zaman. Salah satu upaya edukasi yang sedang kami lakukan adalah menyosialisasikan program Pajak Bertutur.
Tantangan lainnya adalah mengedukasi dan memberikan pemahaman kepada internal DJP bahwa kami matters. Meski humas tidak mengumpulkan penerimaan secara langsung, tapi tujuan kita satu: untuk organisasi ini.
Terobosan apa lagi yang ingin Anda lakukan untuk P2Humas DJP?
Saya ingin mendorong humas DJP, bahkan humas pemerintah, bersertifikat PR. Kami ingin menunjukkan bahwa humas pemerintah benar-benar dikelola oleh orang-orang yang profesional dan capable di bidangnya.
Apa yang ingin Anda wariskan kepada junior Anda kelak?
Kami sudah dan sedang membuat SOP mulai dari menangani krisis sampai branding. Dengan adanya guidance ini diharapkan dapat memudahkan siapa pun yang bertugas melanjutkan pekerjaan humas.
Berikutnya, saya tidak pernah berhenti memotivasi mereka untuk selalu berinovasi dan berpikir kreatif. Saya sampai bilang kepada mereka, “Don’t think outside the box. But, think like there is no box.” Kita harus ekstra kreatif karena dunia sudah sedemikian luar biasa. Sulit bagi kita untuk berkembang kalau hidup masih terkotak-kotak.
Seperti apa dukungan keluarga?
Luar biasa. Suami saya selalu berpendapat bahwa pekerjaan ini sangat cocok dengan kepribadian dan jiwa saya yang senang membantu dan menjalin hubungan. Untuk itu, kata dia, just do it. Dia tahu waktu saya banyak tersita untuk pekerjaan, jadi dia memperkenankan ibu saya untuk tinggal bersama kami, membantu menjaga dan mengawasi ketiga anak kami.
Milo, suami saya, sangat rasional. Ia hanya berpesan agar kami selalu menjaga komunikasi. Salah satunya, selalu memberi kabar kalau tidak bisa pulang cepat ke rumah. Dia juga melihat upaya saya. Meski bekerja, sesampainya di rumah, saya tetaplah ibu rumah tangga. Seperti ibu pada umumnya, saya bangun sebelum subuh meski ada kalanya saat itu baru pulang jam dua pagi. Saya segera beraktivitas menyiapkan sarapan, keperluan suami dan anak-anak, hingga mengantar mereka sampai ke pintu mobil. Saya rasa inilah yang membuat kepercayaan dia kepada saya begitu tinggi.
Di samping itu, saya juga tidak bisa melupakan dukungan ibu saya. Dia selalu siap membantu keluarga kami. Meski dengan suami saya, beliau sering terkendala masalah bahasa. He-he.
Bagaimana memberikan pemahaman kepada anak-anak sementara pekerjaan menuntut Anda selalu siap 24 jam? Bahkan ada kalanya Anda tidak bisa pulang ke rumah karena harus melakukan perjalanan dinas ke luar kota?
Sedari mereka kecil, saya selalu berpesan untuk berdoa tiap kali mereka merindukan saya. Selama saya tidak ada di rumah, saya selalu memberikan keyakinan kalau mereka dapat menghubungi saya kapan pun.
Pernah suatu ketika si bungsu yang baru berusia lima tahun protes. Katanya, dia ingin merasakan pengalaman diantar dan dijemput oleh saya seperti teman-teman di sekolahnya. Untuk memenuhi keinginannya, saya mengajukan cuti tiga hari.
Apa prinsip hidup Anda?
Do your best, let God do the rest and always choose to be happy. Kepada tim juga begitu. Saya selalu meminta mereka untuk bahagia menjadi bagian dari tim humas. Tujuannya agar terbangun team work yang solid sehingga mereka dapat bekerja dengan bahagia dan hasilnya maksimal. rtn
- BERITA TERKAIT
- Budi Rahardjo, Kementerian Perhubungan: Berani Mengambil Inisiatif
- Agdya P.P Yogandari, Corporate Secretary VP PT Pelita Air: Dedikasi Tanpa Batas
- Haviez Gautama, Harita Nickel: Komunikasi itu Menenangkan
- Hevearita Gunaryanti Rahayu, Wali Kota Semarang: Mewujudkan Semarang Makin Kompak dan Hebat
- Eviyanti Rofraida, Senior Manager External Communication & Stakeholder Relations PT Pertamina Hulu Energi: Berlayar Bersama Ombak