Bagaimana Memaksimalkan Waktu Kampanye yang Singkat?

PRINDONESIA.CO | Sabtu, 28/07/2018 | 2.226
Diperlukan komunikasi 360 derajat untuk menjalankan kampanye
Bukalapak

Apa jadinya jika public relations (PR) hanya memiliki waktu kampanye untuk program selama sebulan? Hal inilah yang dirasakan Evi Andarini, Corporate Communication Manager Bukalapak, bersama timnya.

JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Malam itu di Jakarta, Kamis (26/7/2018), Bukalapak, perusahaan e-dagang, resmi mengadakan acara puncak “Badai Uang Ratusan Miliar”. Dibuka dengan konferensi pers sederhana, mereka lantas mengajak para rekan media bergabung bersama ratusan pelapak dan pengguna Bukalapak dari seluruh tanah air untuk melantai menikmati penampilan dari para penyanyi dan grup band tanah air seperti Fatin, Padi Reborn hingga Slank.

Melalui kampanye ini, perusahaan yang telah berusia delapan tahun itu merancang berbagai penawaran menarik seperti flash deal, badai uang, badai voucher, dan lain sebagainya. Tujuannya, tidak hanya untuk mendorong para UKM yang merupakan para pelapak Bukalapak, tapi juga memberikan pengalaman tak terlupakan bagi para pelanggan melalui berbagai penawaran tadi.

Nah, disinilah tantangan tim PR. Sebab, acara yang telah dirancang sedemikian rupa tersebut hanya berlangsung selama sebulan dari tanggal 16 Juli 2018 sampai 17 Agustus 2018. Evi mengatakan, untuk meningkatkan pemahaman dan partisipasi publik dalam waktu singkat perlu komunikasi 360 derajat. Dalam menjalankan tugasnya, tim PR tidak bisa bergerak sendiri melainkan berkoordinasi dengan lintas tim, salah satunya marketing. Program ini juga didorong dengan memanfaatkan peran influencer.

Tugas PR sendiri lebih kepada membangun relasi dengan media melalui berbagai upaya seperti mengadakan konferensi pers dan menyebarkan rilis. “Kami lebih berperan mengangkat kisah-kisah storytelling seperti cerita dibalik persiapan badai uang dan para pelapak,” ujarnya. Contoh, ada pelapak yang memilih menutup lapaknya di beberapa marketplace demi fokus melayani program ini. “Jadi, banyak story yang bisa kita angkat ke media, salah satunya cerita seperti tadi,” imbuh ibu satu anak itu. 

Yang pasti, Evi melanjutkan, apapun kampanye atau programnya, mereka harus tetap berada dalam koridor visi dan misi perusahaan. Yakni, memajukan UKM di seluruh Indonesia melalui teknologi. (ais/rtn)