Di era revolusi industri 4.0, dunia akan semakin cair dan terkoneksi. President of ASEAN PR Network (APRN) Prita Kemal Gani menilai pentingnya PR memiliki kerangka kemampuan global atau global capability framework.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Menurutnya, kerangka kemampuan yang diakui secara global ini penting untuk mengukur keahlian praktisi public relations (PR) dalam mengelola dan menata komunikasi internal dan eksternal organisasi tempat mereka bekerja. Kerangka ini juga bertujuan untuk mengukur kompetensi di bidang PR. Termasuk, untuk mengukur sikap (attitude) PR agar mencerminkan karakter dan budaya perusahaan. Serta, kemampuannya menerjemahkan maksud dari pesan dan harapan CEO, lalu mendistribusikannya kepada seluruh karyawan.
Sayangnya, kata Prita, ia masih kerap menjumpai praktisi PR di tanah air yang merasa kurang percaya diri jika berinteraksi dengan orang asing dan berhadapan di forum internasional. Berikut ini beberapa hal yang perlu ditingkatkan oleh PR jika ingin go global. Antara lain:
Berpikir Global
Ke depan akan banyak kolaborasi lintas organisasi dan lintas negara. PR akan menjadi bagian dari masyarakat global yang terkoneksi dengan belahan dunia lain. Oleh karena itu, PR dituntut mampu berpikir strategik, mempelajari budaya global, melakukan riset, serta mulai membentuk pola pikir bisnis untuk menunjang kemajuan perusahaan.
Kemampuan Bahasa Asing
Biasanya, alasan utama PR merasa kurang percaya diri untuk berinteraksi di forum internasional karena terkendala masalah bahasa. Padahal kalau dari segi kemampuan PR dalam negeri tak kalah hebat. Terbukti, sejak tahun '60-an sudah banyak perusahaan multinasional masuk ke Indonesia.
Ikuti Perkembangan Zaman
Kompetensi yang selama ini sudah dimiliki itu selanjutnya harus terus menerus diasah dan diperbaharui sesuai perkembangan zaman. “Bangsa kita ini besar. Sepertiga manusia ASEAN adalah orang Indonesia. Kalau kita bergerak bersama-sama membangun kepercayaan diri dengan meningkatkan kompetensi, lalu membekali dirinya dengan sertifikasi, negeri ini akan menghasilkan kekuatan yang luar biasa,” imbuh Prita.
Kapabilitas soal "Passion"
Keinginan untuk meningkatkan kapabilitas adalah soal peminatan yang besar (passion) dari praktisi PR yang bersangkutan. "Jadi percuma jika punya skill tapi tidak punya passion sebagai PR, maka tidak akan pernah maju," ujar Prita usai mengisi materi diskusi panel bertajuk “The Global Capability Framework for The Public Relations and Communications Management Profession” di Jakarta, akhir November lalu. (ais)
Selengkapnya baca PR INDONESIA versi cetak dan SCOOP edisi 46/Januari 2019. Hubungi Sekhudin: 0811-939-027, [email protected]
- BERITA TERKAIT
- Masih Ada Peluang, Pendaftaran Kompetisi Karya Sumbu Filosofi 2024 Diperpanjang!
- Perhumas Dorong Pemimpin Dunia Jadikan Komunikasi Mesin Perubahan Positif
- Berbagi Kiat Membangun Citra Lewat Kisah di Kelas Humas Muda Vol. 2
- Membuka WPRF 2024, Ketum Perhumas Soroti Soal Komunikasi yang Bertanggung Jawab
- Dorong Kecakapan Komunikasi, Kementerian Ekraf Apresiasi Kelas Humas Muda Vol. 2