Ada banyak rasa saat melakukan presentasi di hadapan lima juri sekaligus. Terutama bagi para peserta yang baru pertama kali mengikuti kompetisi PR INDONESIA Awards (PRIA) 2019.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Ike Yuningsih, Public Relations Lead Quipper Indonesia, yang dalam presentasinya menghadirkan video yang sukses membuat mata dewan juri berkaca-kaca itu mengaku merasa seperti sedang menjalani sidang saat penjurian. “Apalagi salah satu juri, Ibu Irwa Zarkasi, adalah dosen saya saat masih duduk di bangku kuliah,” katanya kepada PR INDONESIA di Jakarta, Rabu (6/3/2019).
Perempuan yang mempresentasikan dua subkategori sekaligus, program dan marketing PR, itu makin tertantang tatkala ia harus menyederhanakan pesan dari perusahan startup yang bergerak di bidang pendidikan berbasis teknologi (edutek) itu agar mudah diterima oleh para dewan juri.
Sementara bagi Wibawa Gumbira, Wibawa Gumbira, Kasubag Analisis Informasi Bagian Humas Setda Pemerintah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, melakukan presentasi di hadapan dewan juri PRIA 2019 menjadi pengalaman pertama. Meski baru pertama kali, ia mengaku lega karena program yang dipresentasikan Wakuncar Hani, mendapat apresiasi positif dari para dewan juri. “Bangga dan terharu. Apalagi kami ini adalah kabupaten paling ujung dari Provinsi Jabar yang PAD-nya kecil, hari ini bisa berdiri di kompetisi tingkat nasional,” ujarnya.
Ia juga bersyukur karena melalui ajang ini, mereka mendapatan banyak masukan dan dorongan dari dewan juri agar program ini semakin berkembang dan mendatangkan wisatawan tak hanya lokal, tapi juga nasional. Ia berharap kompetisi ini semakin tersosialisasi hingga ke daerah sehingga semakin banyak peserta dari daerah yang berpartisipasi di ajang ini.
Tahun ini juga menjadi pengalaman pertama bagi Citibank Indonesia mengikuti kompetisi PRIA 2019. Senada dengan yang lain, Elvera N. Makki, Director Corporate Affairs Citibank Indonesia, pun menjadikan ajang ini sebagai tempat untuk mengukur dan mendapatkan masukan atau umpan balik dari publik, dalam hal ini para dewan juri yang merupakan para pakar di bidangnya masing-masing. “Presentasi itu bisa memberikan kesempatan bagi kedua belah pihak, baik itu peserta maupun juri, untuk memahami dan mengeksplorasi programnya sehingga penilaiannya menjadi lebih komprehensif,” ujarnya.
Namun, ia mengusulkan agar ke depan sesi presentasi tahun depan diadakan secara tertutup. Presentasi best practice secara terbuka dilakukan khusus bagi para peserta terbaik saat puncak acara. “Sebab saat penjurian itu ada kalanya materi yang disampaikan adalah data yang bersifat rahasia, terutama yang berkaitan dengan krisis atau manajemen isu,” katanya. (rtn/ais/ika)
- BERITA TERKAIT
- Ketika Program PR Jadi "Kendaraan" PT PLN UID Sulselrabar Melewati Krisis
- Metode "Housing Framework" Bisa Jadi Andalan Penyusunan Pesan Kunci Siaran Pers
- Daftar Lengkap Pemenang AHI 2024
- AHI 2024 Apresiasi 106 Karya Keterbukaan Informasi Terbaik
- “Meracik” Informasi hingga Orkestrasi, Peran Penting Unit PR Badan POM