Resep Optimalisasi Media Sosial Ala Pemprov Jateng

PRINDONESIA.CO | Selasa, 10/12/2019 | 2.418
Humas Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berbagi tips tentang cara mengoptimalkan penggunaan media sosial untuk pelayanan informasi publik.
Dok. PR INDONESIA/ Rizka

Tak dapat dipungkiri media sosial membawa pengaruh besar bagi kinerja humas pemerintah. Terutama, dari segi birokrasi dan politik anggaran.

JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Seperti yang disampaikan Kabag Humas dan Protokol Setda Provinsi Jawa Tengah Lilik Hery Ristanto yang menjadi pembicara di Kelas “Strategi Optimalisasi Penggunaan Media Sosial bagi Humas Pemerintah dalam Memberikan Pelayanan Informasi Kepada Publik” di Jakarta Selasa (10/12/2019).

Di acara yang merupakan rangkaian agenda dari Festival Media Digital Pemerintah tersebut, Lilik mengatakan, keberadaan media sosial saat ini diakui dapat menerobos dinding birokrasi yang berlapis. Karena hanya lewat jari, masyarakat dapat menyampaikan aduan kepada pemerintah. Kondisi ini menuntut pemerintah segera melakukan tindak lanjut. Karena latar belakang ini pula politik anggaran ikut berubah. “Sekarang laporan sudah tidak lagi berupa nota dinas. Dinas terkait langsung membuat vlog bahwa keluhan masyarakat sudah ditindaklanjuti dengan persetujuan Pak Gubernur,” ujar di acara yang diinisiasi oleh KPK tersebut.

Fenomena ini mendorong humas Jateng memiliki peran yang kian strategis. Mulai dari diseminasi informasi, penyerap aspirasi hingga decision support system. “Kesemuanya sesuai dengan pesan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Humas harus proaktif. Maka, tiap SKPD harus punya humas sendiri untuk merespons keluhan masyarakat,” imbuhnya.

Birokrasi Digital

Untuk mewujudkannya, Jawa Tengah memiliki sistem birokrasi digital yang dikenal dengan nama Government Resources Management System (GRMS) Jawa Tengah. Ini adalah aplikasi terintegrasi Pemprov Jawa Tengah. Sistem ini makin lengkap dengan didukung beragam aplikasi pelayanan publik seperti Jalan Cantik, TeLe Apik dan Sakpole.

Tak kalah penting, mengelola degan baik akun media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan YouTube. Dari media sosial, pemerintah bisa memberikan respons cepat terhadap keluhan masyarakat. Nah, untuk mengoptimalkan media sosialnya, humas Jateng melakukan cara sebagai berikut:

Kenali Publik

Ketahui target yang dituju. Untuk menentukan target yang tepat harus bersumber dan didukung dari data demografis dan geografis.

Jaga Ekosistem Media Sosial

Media sosial merupakan alat untuk merangkul komunitas. Salah satu caranya dengan merangkul pegiat media sosial untuk berkolaborasi. “Kita tinggal memberikan materi mentah untuk kemudian mereka olah. Melalui cara ini, amplifikasinya bisa menjadi luar biasa,” kata Lilik.

Pilih Duta

Ganjar Pranowo dikenal sebagai sosok yang spontan dan humanis sehingga mudah diingat masyarakat. Menurut Lilik, sosok ikonis tak harus pimpinan. Namun, siapa saja asalkan memiliki  karakter kuat dan menarik.

Manfaatkan Momentum

Memanfaatkan waktu dan isu yang sesuai untuk meningkatkan engagement. Misalnya, saat ini sedang seleksi CPNS. Publik akan mencari informasi tersebut melalui kanal yang bersumber dari pemerintah.

Berikan Apresiasi

Adakan lomba, kuis berhadiah dan giveaway untuk meningkatkan engagement.

Penutup, Lilik berpendapat kunci komunikasi media sosial saat ini tak lagi dilihat dari jumlah follower, melainkan melalui  komentar, balas. Selain itu, ada amplifikasi lewat berbagi (share), retweet, dan repost. Serta, applause atau respons singkat seperti like, love, emoji, dan klik.

Selain Lilik, hadir tiga pembicara lain meliputi VP Public Relations PLN Dwi Suryo Abdullah, Corporate Image Manager PT KAI (Persero) Tia Donasari, dan Pendiri Youth Laboratory Indonesia Muhammad Faisal. (rvh)