HOME » EVENT » PRIA

Juri PRIA 2020 Nonpresentasi: "Banyak Kejutan"

PRINDONESIA.CO | Kamis, 27/02/2020 | 1.760
Jonathan Kriss menilai beberapa peserta yang berasal dari BUMD justru memiliki pemahaman yang lebih baik tentang branding.
Dok. PR INDONESIA/ Malik

Penjurian PR INDONESIA Awards (PRIA) sesi nonpresentasi terus berlanjut di Jakarta, Rabu (26/2/2020). Setelah Maria Wongsonagoro dan Arbain Rambey, kini giliran enam juri lainnya melakukan penjurian.

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Mereka adalah founder dan CEO PR INDONESIA Asmono Wikan, Presiden Komisaris dan Chief Consultant Kiroyan Partners Noke Kiroyan, Ketua Umum APPRI Jojo S Nugroho, Account Director DM ID Jonathan Kriss, Associate Design Director Anastasia Octacian, dan Pemimpin Redaksi MajalahCSR.id Salman Noersiwan.  

Para juri yang umumnya merupakan juri yang sama di tahun lalu, mengaku menemukan banyak kejutan. Seperti yang dirasakan oleh Asmono, juri kategori Owned Media. Sekretaris Jenderal Serikat Perusahaan Pers (SPS) ini menilai para peserta berani menawarkan ide dan gagasan segar, tidak generik, serta meninggalkan konsep hardselling. “Mereka mencoba masuk ke wilayah-wilayah asosiatif yang tidak langsung terkait dengan perusahaan/institusinya, tapi sebenarnya yang mereka sampaikan adalah pesan tentang organisasi mereka,” katanya.

Berbeda dengan Jonathan. Pria yang akrab disapa Jo ini menilai beberapa peserta yang berasal dari BUMD justru memiliki pemahaman yang lebih baik tentang branding. “Secara target pasar maupun upaya komunikasi, BUMD memang bisa dikatakan tidak terlalu besar. Tapi, dari cara mengemasnya terlihat jauh lebih compact (padat), menyenangkan, dan menarik bikin kita ingin membaca lagi dan lagi,” ujar pria yang didapuk sebagai juri untuk kategori Brand Guideline, Kanal Digital, dan Owned Media.

 

Pahami Format Media

Sementara itu, Jojo S Nugroho yang menjadi juri untuk kategori Owned Media dan Kanal Digital menitikberatkan pentingnya PR memahami kembali format media dan kenali target audiensnya. Contoh, e-magazine tidak sekadar memindahkan majalah versi cetak ke dalam format pdf. Lebih dari itu, majalah dalam bentuk digital ini harus mengalami penyesuaian dari segi visual lebih menarik, tulisan tidak terlalu panjang, dan  harus mobile friendly.

Pun dengan video profile. Umumnya peserta menampilkan video profile perusahaan dengan durasi yang terlalu panjang. Padahal, idealnya berkisar antara tiga sampai empat menit. Video profile juga harus memiliki kesesuaian antara visual dengan narasi/pesan, menggunakan bahasa yang mudah dipahami, menambah infografis sebagai pendukung narasi, memperkaya dengan terjemahan bahasa asing, bahkan bahasa isyarat, serta menghadirkan tokoh utama ke dalam layar (in frame) sehingga cerita menjadi lebih hidup.

Sementara menurut Anastasia, juri Brand Guideline, Kanal Digital, dan Owned Media, peserta umumnya masih belum mampu mengintegrasikan pesan yang disampaikan melalui berbagai kanal media internal. Terutama, dalam memanfaatkan keberadaan media sosial. Mereka baru sekadar menggunakannya sebagai tempat dokumentasi. Misalnya, mengangkat profil perusahaan atau laporan penyelenggaraan kegiatan/event.

Alangkah baiknya, ia berpesan, jika media sosial mampu dimaksimalkan untuk membangun citra dari perusahaan/brand. Untuk itu, praktisi PR memerlukan manajemen konten media sosial sebagai payung besar perencanaan. “Target audiens akan menentukan bagaimana cara kita harus berbicara,” katanya.

Salman, juri untuk kategori Laporan Tahunan (Annual Report dan Sustainability Report), menilai dari segi kualitas peserta sudah memenuhi standar kepatuhan. Hanya, masih banyak yang perlu ditingkatkan. Terutama, dari segi komunikasi dan artefak komunikasi. “Harus lebih memperhatikan aspek-aspek storytelling, sehingga pembaca laporan tidak hanya melihat tabel. Dia juga bisa menikmati apa yang terjadi di perusahaan,” ujarnya.

Terakhir, Salman menekankan bahwa laporan tahunan juga merupakan bentuk dari artefak komunikasi. Yakni, publik sudah bisa menduga citra yang ingin dibangun oleh perusahaan dari segi bentuk, tampilan, dan warna laporan. “Ini yang saya lihat belum muncul dari entri yang masuk,” pungkasnya. (ais)