Rendahnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya menjaga kekayaan/aset negara mendorong humas Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan untuk membuat program kampanye.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Berangkat dari keprihatinan inilah Bend Abidin Santosa, Kepala Seksi Komunikasi Publik Direktorat Hukum dan Humas DJKN, bersama tim berinisiatif menelurkan program kampanye bertajuk #JagaAsetNegara. Kampanye yang sudah berlangsung sejak tahun lalu ini mereka hadirkan di hadapan para juri PR Indonesia Awards (PRIA) 2020 di Jakarta, Rabu (4/3/2020).
Menurut Bend, ada alasan di balik penggunaan tanda pagar #JagaAsetNegara. Selain identik dengan DJKN, tanda pagar ini mengandung unsur fleksibel, mudah dikemas dalam berbagai bentuk publikasi maupun kegiatan. Tanda pagar ini juga mudah ditemui wujud dan aplikasinya, serta dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas.
Adapun tujuan dari kampanye ini, sambung Bend, tak lain untuk mengedukasi masyarakat agar memahami maksud dari aset negara. Jika sudah paham, diharapkan masyarakat merasa memiliki dan berpartisipasi menjaga aset negara. “Tidak ada lagi aksi merusak stadion usai nonton pertandingan sepak bola. Sebaliknya, mereka justru bersama-sama menjaga aset negara,” katanya memberi contoh.
Meski begitu, penting untuk diketahui, aset negara tidak hanya sekadar bangunan, gedung, mobil, pesawat, atau barang-barang berwujud. Lebih dari itu, mencakup banyak hal. Sebut saja, frekuensi dan hak paten.
Tidak Kuno dan Kaku
Kampanye ini menyasar kelompok masyarakat potensial seperti generasi milenial, mereka yang memiliki interaksi sosial tinggi dan melek teknologi. Untuk itu, meskipun inisiatifnya berangkat dari instansi pemerintah, tapi strateginya tidak boleh kuno dan kaku. Harus relevan dengan target yang ingin disasar. “Kami memilih menggunakan gaya komunikasi populer dengan bahasa kekinian dan menyesuaikan dengan isu yang sedang tren,” ujarnya seraya memberi contoh memanfaatkan strategi riding the moment saat masyarakat sedang demam film Game of Thrones.
Selain generasi milenial, DJKN juga menyasar generasi usia dini sebagai bagian dari upaya meningkatkan literasi tentang aset negara. Salah satunya, siswa taman kanak-kanak (TK). Strategi komunikasi dilakukan dengan membuat buku cerita bergambar. Langkah ini mendapat apresiasi dari Menteri Keuangan Sri Mulyani. Ia bahkan menyempatkan waktu untuk hadir saat peluncuran buku di Festival Literasi yang diselenggarakan bertepatan dengan Hari Anak Nasional 2019. “Ibu Menkeu bersedia membacakan buku tersebut di hadapan 500 siswa TK yang hadir pada hari itu,” ujarnya bangga.
Menariknya, seluruh aktivitas kampanye dilakukan hanya dengan bermodal sumber daya internal dan semangat kolaborasi. Salah satunya, gencar menjalin kerja sama dengan lintas institusi. Bend memberi contoh kolaborasi membuat video blogger (vlog) bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, bahkan dengan penulis dan musisi yang dikenal lewat lagunya Pelukku untuk Pelukmu, Fiersa Besari. Lainnya, mereka mengimplementasikan kampanye ini lewat berbagai event seperti DJKN Goes to Campus dan Visit DJKN. (ais)
- BERITA TERKAIT
- Hasan Nasbi Resmi Melantik Jajaran Kantor Komunikasi Kepresidenan
- Menkomdigi Akan Soroti Peran Komunikasi Digital untuk Citra Bangsa di WPRF 2024
- Raih Penghargaan Golden World Award 2024, LMAN Akan Tingkatkan Inovasi
- Presiden Prabowo Imbau Kabinet Merah Putih Agar Aktif dan Terbuka Berkomunikasi
- Konstruksi Indonesia 2024: Upaya Kementerian PU Tingkatkan Daya Saing