HOME » EVENT » PRIA

Tujuh Sosok yang Memikat Juri PRIA

PRINDONESIA.CO | Selasa, 02/06/2020 | 1.803
Pemenang Best Presenter tak menyangka penampilannya memikat dewan juri
Dok. PR INDONESIA

Puncak apresiasi PR INDONESIA Awards (PRIA) 2020, Senin (20/4/2020), menorehkan impresi mendalam bagi para pemenang Best Presenter. Umumnya, mereka tak menyangka penampilannya ketika sesi penjurian mampu memikat dewan juri. 

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Para peraih Best Presenter itu kompak berharap gelar yang kini melekat dapat memberikan nilai tambah baik secara pribadi maupun di mata perusahaan/organisasi. Ketujuh peraih Best Presenter PRIA 2020 yang dimaksud terdiri dari Direktur PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) Trisnadi Yulrisman, Manager Humas PT Petrokimia Gresik M. Ihwan, Pranata Humas Setjen dan BK DPR RI Leidena Sekar Negari, Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Semarang Wing Wiyarso, Jenius Public Relations, Social Media, & Content Lead BTPN Theoreza Herdiyanto, Kepala Seksi Komunikasi Publik Direktorat Hukum dan Humas DJKN Bend Abidin Santosa, dan Kepala Seksi  Penyuluhan DPMPTSP Provinsi DKI Jakarta Rinaldi.

Bend mendapat kabar kemenangannya itu dari teman. Ia absen menyaksikan puncak apresiasi PRIA 2020 melalui kanal YouTube karena sedang melakukan rapat virtual. “Tidak menyangka sama sekali,” katanya melalui sambungan telepon, Selasa (12/5/2020). Ada perasaan terkejut dan bangga yang menyelimutinya kala itu. Meski begitu, ia tak mau terus terbuai. Ia berharap prestasi yang diraihnya ini dapat menjadi nilai tambah baik sebagai individu maupun organisasi.

Bicara soal tantangan PR, Bend mengatakan, program PR kini tak sebatas di tingkat awareness saja, namun juga harus ke tingkat action. “Jadi, sebisa mungkin kami tidak hanya membuat publik sadar akan pentingnya menjaga aset negara, namun juga turut aktif melibatkan publik,”ujar Bend. Ia memberi contoh misalnya dengan tidak merusak fasilitas publik ketika demonstrasi.

Tempat Belajar

Kebahagiaan serupa juga dirasakan oleh Theoreza Herdiyanto. Ia mengaku selama tiga tahun mengikuti kompetisi PRIA, baru tahun ini mengetahui ada apresiasi khusus bagi para presenter saat sesi penjurian. Senada dengan Bend, ia berharap kepercayaan yang sudah diberikan ini dapat menjadi nilai tambah baginya secara pribadi dan Jenius.

Ia berharap kategori PRIA makin bertambah di tahun depan, serta makin banyak partisipannya. “Jujur, saya banyak sekali mendapatkan masukan selama mengikuti sesi penjurian, kemarin. Penjurian yang terbuka membuat saya mendapatkan banyak ide. Semoga nanti bisa berkolaborasi dengan peserta lain,” katanya.

Sementara bagi Leidena, tidak ada keajaiban dalam pencapaian. “Semuanya adalah tentang kerja keras, pilihan, dan kegigihan,” ujarnya. ICON PR INDONESIA 2018-2019 ini mengaku DPR menjadi tempat belajar yang sesungguhnya bagi praktisi humas. Alasannya, karena lembaga ini kerap berhadapan dengan pemberitaan negatif. Kondisi ini menuntut Dena, begitu ia karib disapa, untuk terus belajar. Salah satunya, belajar tentang dahsyatnya kekuatan narasi dan komunikasi nonverbal yang bisa mengubah keadaan yang tadinya terlihat buruk menjadi sesuatu yang nyaman disampaikan kepada publik.

Sebagai Best Presenter PRIA 2020, M. Ihwan memberi tips. “Pada prinsipnya, audiens itu butuh dijelaskan dengan cara yang tepat dan jujur,” ujarnya. Sebelum presentasi, ada baiknya memetakan calon audiens, spesialisasinya, concern-nya, dan ketahui segala hal yang mereka sukai. Ia juga mengatakan, presentasi adalah bagaimana membentuk frekuensi yang sama dengan audiens.

Bermanfaat  

Menurut Trisnadi, kompetisi ini menuntut SMF senantiasa meningkatkan kinerjanya, terutama di bidang CSR. “Kompetisi ini menjadi ajang evaluasi apakah program kami sudah memberi arti bagi masyarakat atau belum,” ujarnya.

Ia pun mengatakan bahwa juri-juri PRIA sangat mumpuni. Ia senang mendapatkan banyak masukan saat sesi penjurian, maupun saat diskusi di luar sesi penjurian. Baginya, sudut pandang juri terhadap perusahaannya sangat berarti. Mengingat juri memiliki sudut pandang yang mewakili publik.

Bagi Wing, kompetisi ini merupakan sarana bagi Humas Pemkot Semarang untuk melakukan evaluasi, sekaligus belajar dari pemerintahan lain tentang peran humas pemerintah yang sesuai tantangan zaman. Ia mengatakan, predikat atau juara merupakan bonus. “Yang terpenting adalah bagaimana agar program kehumasan dapat dirasakan masyarakat,” ujarnya.

Rinaldi menambahkan, sebagai humas pemerintah, ia bertekad menjadikan komunikasi sebagai bagian dari langkah strategis. Menurutnya, humas harus terus belajar, melakukan riset, mempertajam konsep, serta membangun komunikasi efektif dengan berbagai pihak. “Ilmu komunikasi merupakan kajian ilmu yang luas. Komunikasi bahkan tidak terlepas dari kehidupan sehari- hari,” ujar pria yang menempuh strata dua Ilmu Komunikasi di Universitas Indonesia ini.  (rvh)