![](https://www.prindonesia.co/timthumb.php?src=https://static.prindonesia.co.id/upload/20201128103239ilustrasi_media-wartawan.jpg&w=750)
Di bulan Juli 2020 lalu, Kementerian Kesehatan menyelenggarakan kegiatan yang menurut saya, sebagai praktisi humas, sangat menarik. Kegiatan webinar bertajuk “Membangun Komunikasi Publik di Era Pandemi COVID-19” menegaskan betapa pentingnya komunikasi publik untuk membantu Indonesia melalui cobaan yang maha berat ini.
Oleh: Erlangga Wibisono Gunadi, Pranata Humas Setditjen Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI, Anggota Bidang Konten Kreatif DPP IPRAHUMAS Indonesia
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Beberapa narasumber yang hadir yaitu dr. Achmad Yurianto selaku Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan COVID-19, dr. Abidinsyah Siregar, Ahli Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dan Risang Rimbatmaja, praktisi komunikasi. Bagaimana membangun komunikasi publik untuk dapat menghentikan penularan Covid-19, menjadi “jantung” dalam webinar ini.
Sebenarnya Indonesia telah memiliki “bahtera Nabi Nuh” yang dapat membawa masyarakat Indonesia sehat, yaitu Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Gerakan ini jelas bukan semata-mata hajat Kementerian Kesehatan, namun hajat bangsa dan negara. Di sinilah pentingnya komunikasi publik agar masyarakat mau naik ke bahtera GERMAS
Jika dilihat dari terus meningkatnya jumlah kasus positif COVID-19, menurut Achmad Yurianto, artinya pesan mengenai COVID-19 belum diterima publik dengan baik. Seperti masih kurangnya kesadaran untuk jaga jarak, cuci tangan, dan memakai masker. dr. Abidinsyah Siregar, mengatakan, 10 persen konflik disebabkan oleh perbedaan pendapat.
- BERITA TERKAIT
- 2024 dan Seperempat Abad Public Affairs Indonesia: Tinjauan dan Arah Baru
- Kunci Utama Memimpin Tim Tetap Solid di Tengah Krisis Komunikasi
- Demokrasi di Meja Makan
- Peran Pengelolaan “Stakeholder” Mendukung Penerapan ESG dan Keberlanjutan
- Pentingnya Juru Bicara dalam Membangun Kredibilitas IKN