Lanskap komunikasi digital bergerak secara cepat, meninggalkan pola-polanya di masa lampau. Kini, akal imitasi (artificial intelligence) telah memengaruhi pembuatan konten dan penyebarannya melalui platform interaksi audiens dan analisis data yang canggih.
Namun, di tengah revolusi digital ini, banyak organisasi masih terpaku pada pendekatan pengukuran konvensional yang tidak mampu menangkap dampak menyeluruh dari upaya komunikasi. Di era yang berkembang pesat ini, pertanyaannya bukan lagi apakah kita perlu mengubah cara mengukur kesuksesan komunikasi - tetapi seberapa cepat kita bisa beradaptasi supaya tidak tertinggal.
Dalam menghadapi lanskap komunikais yang kompleks ini, ada empat aspek strategis yang memberntuk cara organisasi sukses mengukur dan menunjukkan nilai.
- BERITA TERKAIT
- Menafsirkan Kembali Public Affairs untuk Membangun Reputasi dan "Bussiness Sustainability"
- Public Affairs vs Public Relations vs Government Relations: Menata Peran di Indonesia
- Bahasa Empati di Tengah Birokrasi: Warna Baru Komunikasi Publik ala Purbaya
- Media Lokal di Padang Pertambangan
- Komunikasi Inklusif: Memperkuat Kepercayaan dan Jembatan Pemersatu Indonesia di Era Digital