Sunrise Art Gallery, Fairmont Hotel, Jakarta, resmi memamerkan pameran lukisan karya Raysha Dinar Kemal Gani, remaja yang terlahir dengan severe autism, Kamis (4/3/2021). Hasil dana yang terkumpul seluruhnya akan disumbangkan kepada anak-anak autistik dari keluarga prasejahtera.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Raysha memang istimewa. Meski terlahir dengan kebutuhan khusus, putri bungsu dari pasangan Kemal Effendi Gani dan Prita kemal Gani yang merupakan founder dan CEO LSPR Communication and Business Institute, juga salah satu PR INDONESIA Guru, ini tak sedikitpun kekurangan kasih sayang dan dukungan dari keluarga tercinta.
Raysha dapat menikmati terapi motorik untuk membantu perkembangannya. Salah satu dampaknya, ia dapat mengembangkan potensinya melukis, sekaligus berbagi dari karya yang sudah dihasilkan.
Sebenarnya, kata Prita, kegemaran Raysha melukis baru berlangsung setahun belakangan. Selama ini, remaja berusia 17 tahun itu sangat menyukai aktivitas di luar ruangan (outdoor). Karena pandemi, sebagai gantinya, Raysha mendapat pelatihan melukis. Siapa yang menyangka, ternyata Raysha menikmati aktivitas barunya. Bahkan terbilang aktif. Dalam seminggu, selalu ada karya Raysha yang baru.
Menurut Prita, individu dengan gangguan sindrom autisma (autistik) mampu menanggulangi autistiknya apabila ia mampu mandiri, menolong diri sendiri, dan orang lain. “Raysha belum bisa melakukan sepenuhnya poin pertama dan kedua. Namun, melalui pameran ini, dia sudah bisa melakukan poin yang ketiga: menolong orang lain,” ujarnya.
Raysha mempersembahkan 17 hasil karya lukisannya di Sunrise Art Gallery, Fairmont Hotel, Jakarta. Jumlah itu masih akan bertambah. Pameran akan berlangsung dari tanggal 4 Maret 2021 dan berakhir tepat di Hari Autis, 4 April 2021.
Lukisan yang terjual selanjutnya akan disumbangkan kepada rumah terapi anak autistik, khususnya mereka dari keluarga prasejahtera. Masyarakat juga dapat ikut mendukung program ini dengan membeli berbagai merchandise autismworldraysha di e-dagang seperti Tokopedia dan Shopee. Hasil penjualannya akan disumbangkan untuk tujuan yang sama.
Pameran yang bertajuk “A Charity Art Exhibition: Dare to Dream, Dare to Shine & Dare to Share” ini, menurut Prita, merupakan rangkuman dari keinginan Raysha. Dare to dream, misalnya, seperti remaja pada umumnya, ia memiliki banyak mimpi. Dare to shine, ingin mendapat perhatian, senang mendapat pujian dan apresiasi. Dare to share, seperti halnya kita, Raysha juga ingin bisa berbagi. (rtn)
- BERITA TERKAIT
- Unilever Indonesia Tegaskan Urgensi Penerapan Pertanian Regeneratif
- Mengurai Miskonsepsi dan Tantangan Praktik CSR Terkini
- Berkomitmen Terhadap Keberlanjutan Lingkungan, Pelita Air Tanam 10 Ribu Pohon dan Lakukan Penerbangan Hijau
- Pizza Hut Delivery Fasilitasi Kecenderungan Pelanggan dengan Prinsip Ramah Lingkungan
- LSPR Institute Beri Wadah Berkarya Anak Berkebutuhan Khusus