Digitalisasi, Inovasi, dan Kolaborasi: Kunci Sukses Hadapi 2022

PRINDONESIA.CO | Kamis, 16/12/2021 | 1.319
Dibutuhkan adaptasi, inovasi, dan kolaborasi
Dok. MAW

Jika ingin bertumbuh dan menjadi pemenang di masing-masing ekosistem, dibutuhkan adaptasi, inovasi, dan kolaborasi, sebagai modal penting untuk sukses pada tahun 2022.

SURAKARTA, PRINDONESIA.CO - Optimisme tentang bakal membaiknya kondisi ekonomi, pariwisata, dan cara berkomunikasi tahun depan di wilayah Surakarta dan sekitarnya, mengemuka dalam forum talkshow "Surakarta Outlook 2022:  Wajah Ekonomi, Pariwisata, dan Komunikasi Pasca Pandemi”, yang diselenggarakan THINK PR dan MAW Talk di Hotel The Sunan Surakarta, Selasa (14/12/2021).

Melanjutkan agenda serupa yang telah berlangsung di Yogyakarta pada 26 November 2021 silam, Surakarta Outlook 2022 menghadirkan tiga narasumber. Mereka adalah Wakil Pemimpin BNI Wilayah 17 Yogyakarta dan Jateng Selatan Sumadi, Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah Surakarta Retno Wulandari, serta Chairman MAW Talk Mas Asmono Wikan.

Ketiga pembicara sepakat bahwa, isu digitalisasi, inovasi, dan kolaborasi, diyakini juga bakal menjadi tiga isu menonjol sepanjang tahun 2022, yang diperkirakan para ahli dan epidemiolog bakal berubah menjadi fase endemi. Penunjukan Indonesia sebagai Presidensi G20, juga diharapkan bakal menjadi momentum positif bagi kebangkitan ekonomi dan pariwisata nasional. Termasuk di kawasan Surakarta dan sekitarnya.

Di hadapan 50 peserta, Retno menyebutkan bahwa vaksinasi merupakan game changer yang ikut mendorong lahirnya ekosistem anyar sepanjang pandemi. Ekosistem dimaksud adalah hasil dari perilaku konsumen yang kini banyak dipengaruhi faktor-faktor seperti kenyamanan, pengalaman pengguna, hingga loyalitas terhadap merek.

Lebih spesifik di sektor pariwisata, Retno memproyeksi bakal bekembangnya konsep berwisata berbasis NEWA, yang merupakan akronim dari nature, ecology, wellness, dan adventure. Perpaduan antara alam, lingkungan, kesehatan, dan petualangan. Disamping itu, perubahan dalam pelayanan kepada konsumen masih akan banyak bertumpu pada kegiatan-kegiatan bersifat hibrida, paket pernikahan hingga bauran pertemuan offline dalam ukuran lebih kecil. Ke depan, tiga sektor yang akan memegang kendali bagi pertumbuhan baru pascapandemi di kotannya antara lain e-commerce, pemerintahan, dan farmasi.  

Dari perspektif komunikasi, Asmono Wikan berharap para pebisnis maupun komunikator , mampu menyikapi pandemi dengan cerdas dan arif dengan senantiasa membangun pesan-pesan komunikasi yang relevan dan berdampak bagi audiens. “Cara berkomunikasi kita telah berubah, antara lain dipicu oleh pandemi. Hanya pesan-pesan yang relevan dan terukur, yang akan memberi dampak positif bagi organisasi/korporasi kita,” ulas pria yang juga CEO PR INDONESIA Group itu.

Disamping itu, menurutnya, isu-isu seputar presidensi G 20, perubahan iklim, dan digitalisasi yang bakal menghangat sepanjang 2022, perlu menjadi concern serius. Sekaligus dikomunikasikan melalui pendekatan storytelling yang empatik, lewat beragam kanal media yang tersedia. "Pada akhirnya, jika ingin bertumbuh dan menjadi pemenang di masing-masing ekosistem dibutuhkan adaptasi, inovasi, dan kolaborasi sebagai modal penting untuk sukses pada tahun 2022," kata Asmono.

Tetap Waspada

Menurut Sumadi yang mengulas perspektif perbankan, tingkat ketidakpastian yang relatif masih tinggi mendorong semua orang harus selalu waspada terhadap perubahan yang terjadi. Melihat berbagai data statistik, ia optimis Kota Surakarta akan mengalami pertumbuhan signifikan tahun depan. Hal in antara lain ditunjukkan oleh kinerja kredit perbankan yang tahun ini mencapai 18,95%, hanya kalah dari Kota Semarang, Ibukota propinsi Jawa Tengah, yang tumbuh 24,49%. “Sepanjang 2021, penyumbang pertumbuhan tertinggi di Surakarta adalah sektor industri, perdagangan, konstruksi, dan jasa lainnya termasuk pariwisata,” ungkap bankir senior yang lama bertugas di Kalimantan ini.

Merujuk pada data tersebut, ia memproyeksikan, sepanjang 2022 sektor-sektor yang akan berkembang di kota yang dipimpin putra sulung Presiden Jokowi ini adalah sektor konstruksi, industri, makanan dan minuman, garmen, pariwisata, dan perdagangan. Meski demikian, Sumadi mengingatkan ada beberapa faktor kunci yang perlu diperhatikan, yakni waspada terhadap ketidakpastian yang masih relatif tinggi, potensi varian baru Covid-19 , dan peningkatan inflasi. Salah satu hal yang tak kalah penting adalah tentang tren pertumbuhan UMKM. “UMKM semakin memegang peranan penting terhadap perekonomian serta didorong untuk dapat Go Ekspor,” ujar Sumadi. (rvh)