Technical meeting PR INDONESIA Awards (PRIA) 2022 yang berlangsung secara virtual, Selasa (11/1/2022), menjadi kesempatan berharga bagi para peserta untuk bertanya seputar poin-poin penilaian, ekspektasi, serta harapan dewan juri.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Hadir dewan juri pada hari itu antara lain founder dan CEO PR INDONESIA Group Asmono Wikan, President Director Prominent PR Ika Sastrosoebroto, serta founder dan CEO CPROCOMM Emilia Bassar. Dari total sembilan kategori yang dilombakan, enam di antaranya merupakan kategori nonpresentasi. Terdiri dari kategori Owned Media, Kanal Digital, Manajemen Krisis, Manual Tata Kelola Kehumasan, Laporan Perusahaan, Brand Guideline.
Lantas, hal apa saja yang harus menjadi perhatian para peserta saat mengikuti kompetisi untuk kategori ini? Berikut ini bocorannya:
1. Owned Media
Dalam Kategori Owned Media terdapat tiga subkategori meliputi Media Cetak, E-Magazine, dan Video Profile. Untuk sub kategori Media Cetak dan E-Magazine, para peserta diharapkan mampu menampilkan informasi secara mendetail. Mulai dari sejak kapan majalah terbit, berapa banyak eksemplar yang diterbitkan, siapa target audiensnya, terbit berapa kali dalam setahun, hingga berbagai rubrikasi di dalam media tersebut. Informasi ini menunjukkan kekuatan/nilai yang dimiliki Owned Media tersebut.
Sementara untuk subkategori Video Profil, para juri mengharapkan peserta lebih mengutamakan profil dari institusi/korporat (company profile) maupun produk, dengan catatan di dalamnya menarasikan hal-hal terkait organisasi/perusahaan/produk terkait.
2. Kanal Digital
Kategori Kanal Digital terdiri dari tiga subkategori meliputi Aplikasi, Webiste, dan Media Sosial. Saat mengirimkan entri, peserta diharapkan menyertakan informasi mengenai kanal digital yang dimiliki beserta insight-nya. Upayakan untuk tidak sekadar melampirkan tautan/link kanal media saja. Sebab, hal tersebut akan menyulitkan dewan juri pada saat proses penilaian. Meskipun, pada akhirnya para juri akan tetap melihat dari sisi insight/traffic kanal digital para peserta menggunakan pendekatan teknologi informasi.
3. Manajemen Krisis
Sementara, untuk kategori Manajemen Krisis, dewan juri berharap para peserta tidak hanya menyampaikan informasi pada saat terjadi krisis. Tetapi juga persiapan atau antisipasi apa yang telah dilakukan untuk mengelola potensi krisis atau prakrisis. Demikian halnya dengan SOP pasca krisis. Mulai dari memastikan bahwa PR telah mendeklarasikan kepada publik bahwa krisis dapat teratasi, menunjukkan solusi, hingga melakukan simulasi secara berkala.
4. Manual Tata Kelola Kehumasan
Kategori Manual Tata Kelola Kehumasan berupa baik dalam bentuk manual book, pedoman, panduan, maupun SOP yang telah disepakati sebagai metodologi terbaik bagi praktisi PR dalam menyelenggarakan aktivitas PR-nya sepanjang tahun. Termasuk di dalamnya, do’s and don’ts pada saat PR membutuhkan tindakan atau agenda taktikal yang bersifat insidentil.
5. Laporan Tahunan
Kategori lainnya yang tak kalah banyak menyita perhatian para peserta adalah kategori Laporan Tahunan, Subkategori Annual Report (AR) dan Sustainability Report (SR). Adapun hal yang mesti diperhatikan antara lain laporan mudah dibaca, menggunakan bahasa yang populer, dan di dalamnya memuat program PR. Dewan juri juga berpesan agar peserta mengirimkan laporan tahunan terbaru yang sudah diverifikasi dan sah untuk dipublikasikan kepada publik untuk kepentingan apa pun.
Selain itu, peserta juga melampirkan cakupan materi yang ada di dalam SR 2021 hingga poin-poin utama dari table of content. Contoh, terkait sustainability performance highlight, komitmen perusahaan, sustainability strategy, hingga menyebutkan poin SDGs yang menjadi fokus perusahaan. Dengan demikian, juri dapat melihat poin SDGs yang dituju sudah relevan dan memiliki dampak yang signifikan terhadap target khalayak. (ais)
- BERITA TERKAIT
- Dapat Pendampingan Khusus, Para Peserta PR Bootcamp Siap Jadi Pemenang PRIA 2025
- Lebih Bergengsi dari Sebelumnya, Ketahui Kiat Jitu Menembus PRIA 2025!
- Spesial 1 Dekade, Ajang PRIA 2025 Hadirkan Inovasi dan Kategori Baru
- Pola Kerja dan Aktor Humas di Era Disrupsi Digital
- 5 Pengetahuan Ini Dapat Mengoptimalkan Digital PR Perusahaanmu