HOME » EVENT » PRIA

Penjurian PRIA 2022 Kategori CSR: Keberlanjutan Program adalah Kunci

PRINDONESIA.CO | Sabtu, 23/04/2022 | 1.179
CSR berbasis social enterprise ini tak hanya bertujuan mendatangkan keuntungan ekonomi namun juga mengusung isu sosial.
Dok. PR INDONESIA

Pemberdayaan ekonomi harus diiringi dengan keberlanjutan. Agar program tetap berjalan di komunitas, sekalipun tak lagi didampingi oleh perusahaan.

 

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Presentasi menarik dituturkan oleh Corporate Communication Superintendent PT Berau Coal Rudini Rahim dalam penjurian PRIA 2022 kategori CSR yang diselenggarakan secara hibrida, Jumat (25/2/2022). Perusahaan yang mengikuti kompetisi Program CSR untuk subkategori Sustainability Business ini menyadari bahwa 60 persen produk domestik bruto (PDB) daerah Berau berasal dari batubara.  Namun, tambang bukanlah bisnis berkelanjutan.

Menurut Rudini, pascatambang akan terjadi di tahun 2025. Oleh karena itu, sejak dini mereka harus menguatkan transisi bisnis pascatambang. Menyadari potensi agrikultur di wilayah Berau, Berau Coal memilih produk kakao. Saat itu, penjualan kakao masih dikuasai oleh tengkulak. Masyarakat pun minim informasi tentang budidaya kakao. Berangkat dari latar belakang tersebut, lahirlah program Berau Cocoa. Ada tiga tujuan dari program ini. Pertama, menciptakan bisnis berkelanjutan sebagai program pascatambang. Kedua, meningkatkan kesejahteraan ekonomi petani kakao di Kabupaten Berau. Ketiga, memajukan masyarakat dan stakeholder di sekitarnya.

Dalam upaya komunikasi, Berau Coal melakukan pendampingan pengelolaan kebun kakao kepada petani dan sosialisasi standar mutu biji kakao. “Kami juga melaksanakan kegiatan literasi keuangan untuk petani kakao,” ujarnya.

Pendampingan masyarakat dalam bidang agrikultur juga terlihat pada program GEMA SILANGIT (Geliat Uma Inovasi Selangit) yang diusung oleh PT Pertamina EP Pendopo Field. Program ini diinisiasi mengingat banyaknya petani karet di Selangit, Sumatera Selatan yang tidak berkembang. Di sisi lain, Sumatera Selatan merupakan penghasil kopi terbesar di Indonesia. “Ini merupakan potensi bagi Kecamatan Selangit untuk menghasilkan kopi,” ujar Community Development Officer PT Pertamina EP Asset 2 Pendopo Field Dita Permata Sari.

Terdapat tiga tujuan program GEMA SILANGIT di antaranya, pemberdayaan pemuda dan masyarakat sekitar, meningkatkan pendapatan anggota, menyosialisasikan, dan mendorong terciptanya wirausaha-wirausaha baru yang berdampak pada peningkatan pendapatan, dan lapangan kerja. Terakhir, mendorong tumbuhnya gerakan sosial masyarakat bagi pemuda dan masyarakat.

GEMA SILANGIT yang berjalan sejak 2018 tersebut, kini memiliki empat kegiatan utama meliputi penanaman kopi robusta, budidaya jamur tiram, budidaya ikan air tawar, dan pengolahan karet pascapanen. Program ini mampu menghasilkan omzet Rp 100 juta per bulan untuk satu kelompok. Manfaat keberlanjutan juga ditunjukkan oleh adanya aktivitas pengolahan limbah. Limbah kulit biji kopi sebanyak 2 ton per bulan mampu menghemat penggunaan pupuk kimia sebanyak 5 ton per bulan.

 

Bangkit Bersama

Pembatasan waktu operasional di masa pandemi menjadi tantangan tersendiri bagi pedagang UMKM. Belum lagi, pedagang yang tidak terbiasa dengan pola adaptasi kebiasaan baru dan digitalisasi. Danone Indonesia menyadari isu yang berdampak bagi komunitasnya. Komunitas yang terdampak adalah Warung Anak Sehat dan AQUA Home Service. Warung Anak Sehat merupakan komunitas pedagang kantin di sekolah yang menjual produk-produk Danone. Sedangkan AQUA Home Service adalah komunitas pedagang air minum AQUA. “Saat pandemi, pergerakan mereka menjadi terbatas,” kata Chika Koeswandi, External Communications Manager Danone Indonesia.

Tahun 2021, Danone Indonesia menggagas program Danone Digital Academy. Danone ingin kedua komunitas ini menjadi penggerak ekonomi di kala pandemi. Mereka menggandeng Google dan Kementerian Koperasi dan UKM untuk memberikan training dan modul kepada 1.200 orang yang tergabung dalam Warung Anak Sehat dan Aqua Home Service. Usaha itu tak sia-sia. Tingkat pemahaman peserta terhadap pentingnya digitalisasi makin meningkat. “Dari segi outcome, kami bisa melihat banyak peserta yang mendaftarkan tokonya di Google My Business,” kata Chika.

Sementara itu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) menunjukkan empatinya dengan melakukan langkah-langkah dalam pencegahan dan penanggulangan COVID-19 yang melonjak di awal April 2021. Melalui BRI Peduli, BRI memberikan bantuan sarana dan prasarana pendukung kesehatan untuk rumah sakit. Dalam menjalankan program tersebut, BRI melibatkan Dinas Kesehatan kabupaten/kota/provinsi dan rumah sakit.

Adapun manfaat operasional bagi BRI adalah memperkuat peran BRI sebagai salah satu pilar sosial nasional melalui pemberdayaan kondisi sosial masyarakat bidang kesehatan. Tak kalah penting adalah manfaat reputasional. “Kami berharap tanggung jawab sosial ini dapat memberikan manfaat positif dari sisi corporate image BRI,” ujar Mohamad Ganjar Nugraha, Senior CSR Specialist PT Bank Rakyat Indonesia (Persero).

Upaya bangkit bersama komunitas juga terlihat dalam program DBS Social Enterprise. CSR berbasis social enterprise ini tak hanya bertujuan mendatangkan keuntungan ekonomi namun juga mengusung isu sosial. “Dengan merangkul social enterpreneur, kami menjadi semakin paham tentang berbagai isu sosial di regional Asia, khususnya Indonesia,” kata Group Strategic and Marketing Communications Indonesia Head DBS Mona Monica. Hal ini sesuai dengan tiga pilar sustainability focus DBS yakni responsible banking, business practices, dan social impact.

DBS menyadari bahwa beberapa social enterprise memiliki revenue yang kecil di awal perjalanannya. Program ini bertujuan untuk menguatkan social enterprise. Jangan sampai bisnis kecil tersebut berhenti di tengah jalan. “Kami ada untuk menjembatani mereka agar bisa scale up,” ujarnya.

 

Perpaduan Tiga Unsur

Perpaduan unsur ekonomi, sosial, dan lingkungan terlihat jelas pada program Desa Wisata Pantai Tirta Ayu (DERMAYU) yang digagas oleh PT Pertamina Integrated Terminal Balongan. Keprihatinan perusahaan kepada masyarakat prasejahtera sekitar wilayah kerja mendorong inisiasi program ini. “Kami melihat ada peluang yang menjanjikan jika wilayah pantai Tirta Ayu dikelola secara berkelanjutan,” ujar Suci Trianingrum, Community Development Officer PT Pertamina Integrated Terminal Balongan.

Program ini dimulai dari social mapping, yakni menggali masalah di desa yang menjadi ring 1 perusahaan. Kemudian, dilanjutkan dengan need assessment, pembuatan rencana strategi lima tahun, rencana pemberdayaan, implementasi, monitoring, hingga evaluasi.

Inisiasi dimulai di tahun 2020 dengan membangun beberapa infrastruktur desa. “Di tahun 2021 kami membangun infrastruktur tambahan seperti area parkir, loket, dan gerbang,” ujar Suci. Tak kalah penting adalah mengadakan pelatihan sadar wisata dan sapta pesona bagi warga. Dalam program yang masih berjalan ini, beberapa dampak positif di bidang sosial, lingkungan, dan ekonomi mulai dirasakan masyarakat. Di antaranya, pendapatan yang meningkat, peluang kerja yang terbuka lebar, kegiatan sosial kemasyarakatan yang makin baik, serta penghijauan untuk mencegah terjadinya abrasi. (rvh)