Tujuh Tips Bangun Ketahanan Bisnis di Masa Depan

PRINDONESIA.CO | Senin, 11/07/2022
Berikan kesempatan kepada seluruh tim untuk menunjukkan kemampuan dan bakat mereka dengan sebaik mungkin.
Dok.Istimewa

Di tengah kondisi pandemi COVID-19 yang semakin membaik, permintaan akan jasa agensi public relations (PR) pun kian meningkat. Terutama, dalam rangka membantu perusahaan/instansi bertahan dan bangkit pasca hampir dua tahun mengalami goncangan krisis multidimensi ini.

 

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Dilansir dari PR Daily, seiring kembali dibukanya berbagai aktivitas industri serta pelonggaran aturan pembatasan sosial, membuat para praktisi PR berlomba-lomba kembali mengagendakan pertemuan tatap muka. Namun, satu hal yang kadang terlupakan adalah, faktanya, pandemi masih belum berakhir.

Dalam hal inilah, agensi PR berperan membantu kliennya membentuk ketahanan bisnis, mengembangkan pedoman krisis, serta perencanaan komunikasi strategis. Para praktisi agensi PR Worldcom asal San Diego, California, Amerika Serikat, lantas membagikan tujuh tips membentuk ketahanan klien dalam menghadapi era yang penuh dengan ketidakpastian. Apa saja?

Inovatif dan Eksploratif

Jangan cepat berpuas diri dengan keadaan saat ini. Satu-satunya yang konstan dalam kehidupan adalah perubahan. Perusahaan yang mampu bertahan di tengah ketidakpastian adalah mereka yang berani mengambil risiko, melihat dari sudut pandang yang berbeda, mampu meninggalkan aturan masa lalu yang menghambat kemajuan, serta bersedia mentolerir kegagalan.

Berpandangan Luas

Pastikan praktisi agensi PR selalu mengikuti perkembangan tren dunia. Lakukan evaluasi peluang dan ancaman secara berkala. Tak kalah penting, mengidentifikasi peluang dan ancaman mana yang harus ditindaklanjuti.

Bersiap untuk Pivot

Sama seperti halnya mengikuti perkembangan tren, lainnya yang tak kalah penting adalah kesiapan organisasi untuk melakukan pivot atau mengubah arah bisnis.

Ke depan, PR tidak bisa lagi menyusun strategi yang bersifat rigid, jangka panjang, ataupun dalam kurun waktu yang sudah ditentukan. Melainkan yang berkelanjutan, sistemik, dan melibatakan seluruh internal stakeholders. Terlebih, jika PR mampu melakukan improvement secara rutin diyakini dapat menjaga relevansi serta meningkatkan ketahanan organisasi.

Bangun "Empowered Team"

Berikan kesempatan kepada seluruh tim untuk menunjukkan kemampuan dan bakat mereka dengan sebaik mungkin. Pastikan anggota tim mendapatkan sumber daya, keterampilan, bimbingan, serta dukungan yang mereka butuhkan. Tidak hanya untuk merasa diberdayakan, tetapi juga intuk mengambil peran, membuat keputusan, menyalurkan gagasan besar, dan mengembangkan ide orang lain.

Rantai Pasokan

Tak dapat dipungkiri, masa-masa awal pandemi COVID-19 menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan dengan rantai pasokan yang kompleks. Namun di sisi lain, kondisi tersebut mengajarkan arti penting membangun hubungan baru dan memperkuat relasi yang sudah terjalin.

Ke depan, dalam menyusun perencanaan mulai dari diversifikasi supply chain hingga pelatihan tenaga kerja menjadi hal yang penting demi menjaga keberlangsungan bisnis.

Fokus Mencapai Tujuan

Ke depan, stakeholders, konsumen, dan karyawan lebih memilih untuk setia terhadap perusahaan/brand yang memiliki komitmen serta membawa dampak positif bagi masyarakat secara keseluruhan. Maka itu, penting bagi praktisi PR untuk menyelaraskan antara value perusahaan dengan jargon-jargon yang selama ini digaungkan. 

Investasi Teknologi

Tak sedikit organisasi/perusahaan yang terjebak sekadar menggunakan teknologi sebagai tools pendukung pada saat menerapkan peraturan bekerja dari rumah. Seyogyanya, teknologi merupakan sebuah subjek yang perkembangannya perlu ditinjau secara berkelanjutan. Tidak hanya dilihat berdasarkan kebutuhan tim saat ini saja, tetapi bagaimana teknologi bisa dimanfaatkan sebagai medium menyebarkan informasi terkait pengambilan keputusan, meningkatkan efisiensi, memangkas birokrasi, dan melayani pelanggan secara lebih baik.(nom)