Pertama di Indonesia, Bendungan Dry Dam Ciawi dan Sukamahi

PRINDONESIA.CO | Kamis, 09/03/2023 | 1.462
Presiden RI Joko Widodo bersama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat mengunjungi Bendungan Sadawarna, Kabupaten Sumedang, 27 Desember 2022.
Dok. Pemprov Jawa Barat

Bendungan kering atau dry dam Ciawi dan Sukamahi yang berada di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo, Jumat (23/12/2022).

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Presiden RI Joko Widodo saat meresmikan bendungan kering di Kecamatan Megamendug, Kabupaten Bogor, Jumat (23/12/2022), mengatakan, dua bendungan kering ini adalah yang pertama di Indonesia. Turut mendampingi Presiden Jokowi di antaranya Pelaksana Tugas Bupati Bogor Iwan Setiawan, Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, serta Kapolda Jabar dan Pangdam III Siliwangi.

Jokowi mengatakan dengan peresmian Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi nanti akan mereduksi dari 464 juta meter3 menjadi 318 juta meter3 air yang mengalir dari hulu Ciliwung yang berada di Kabupaten Bogor hingga hilirnya di Jakarta.

Bendungan ini diprediksi bisa mengurangi banjir di wilayah DKI Jakarta, khususnya di 12 kelurahan. Pembangunan bendungan kering ini sudah dimulai tahun 2016 dan menelan anggaran hingga Rp1,3 triliun. Dengan diresmikannya bendungan tersebut, Presiden Jokowi meminta kepada Penjabat Gubernur DKI dan Gubernur Jawa Barat untuk segera menuntaskan urusan yang berkaitan banjir di Jakarta secara konsisten. Apalagi masih ada pekerjaan rumah lain, selain adanya bendungan kering sebagai pengendali banjir Jakarta. Antara lain, normalisasi 13 sungai yang ada di Jakarta, sodetan Ciliwung menuju Banjir Kanal Timur (BKT), tanggul laut/giant sea wall, serta pengelolaan pompa-pompa yang ada dengan manajemen yang lebih baik.

Bendungan Sadawarna

Sementara itu, pada tanggal 27 Desember 2022, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengunjungi Bendungan Sadawarna yang berlokasi di Kabupaten Sumedang. Ia optimistis Bendungan Sadawarna akan meningkatkan produksi beras Indramayu dari 1,3 juta ton menjadi 1,8 juta ton per tahun.

Walaupun lokasinya ada di Kabupaten Sumedang, namun Bendungan Sadawarna yang hari itu diresmikan Presiden RI Joko Widodo akan banyak mengairi area persawahan di Indramayu. “Produksi beras Indramayu menurut catatan Kementerian Pertanian mencapai 1,3 juta ton pada tahun 2021. Angka tersebut sekaligus menjadikan Indramayu sebagai penyumbang surplus beras nomor satu terbesar di Indonesia,” kata Gubernur Ridwan seraya menyebut urutan kedua penyumbang surplus beras terbesar di tanah air ditempati oleh Kabupaten Karawang, diikuti Kabupaten Subang.

Mewakili masyarakat Jabar, Gubernur Ridwan Kamil mengucapkan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo yang telah meresmikan Bendungan Sadawarna. Keberadaannya diyakini mampu memberikan dampak memperkuat ketahanan pangan Jabar. “Provinsi Jabar memang lumbung berasnya Indonesia,” ujarnya.

Dengan hadirnya Bendungan Sadawarna, maka Kabupaten Sumedang kini memiliki tiga bendungan. Dua bendungan yang sudah ada sebelumnya, yaitu Bendungan Jatigede dan Bendungan Cipanas. Presiden RI Joko Widodo mengatakan, Sadawarna adalah bendungan ke-33 yang telah diresmikan secara nasional. Pemerintah pusat sejak 8 tahun lalu gencar membangun bendungan di berbagai provinsi. “Sadawarna adalah bendungan ke-33 yang kita resmikan,” ujarnya.

Pembangunan Bendungan Sadawarna dimulai pada tahun 2018. Bendungan yang berada di perbatasan SubangSumedang tersebut menelan biaya pembangunan hingga Rp2,65 triliun. Adapun luas genangan mencapai 680 ha dan bisa digunakan untuk mengairi kurang lebih 4.280 ha sawah. Menurut Presiden, selain bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian, terutama padi dan komoditas hortikultura, bendungan ini juga diharapkan dapat menjadi daya tarik wisata, pembangkit listrik, dan penyediaan air baku.