Saat hendak melakukan AMEC Integrated Evaluation Framework, public relations (PR) seharusnya memerhatikan tiga fase berikut ini. Apa saja?
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Ada hal yang harus diperhatikan praktisi public relations (PR) saat melakukan pengukuran AMEC Integrated Evaluation Framework. Menurut Director Monitoring and Analytics Maverick Indonesia Felicia Nugroho saat menjadi pembicara di acara “Measuring and Evaluating your Communication Effectivene”, Jumat (24/3/2023), ada tiga fase yang harus diperhatikan oleh PR.
Fase pertama, memulai pengukuran menggunakan AMEC Measurement Maturity Mapper (M3). Di dalamnya terdapat empat level meliputi basic, standard, advanced, fully integrated.
Orang Indonesia pertama yang memimpin AMEC Chapter Asia Pasifik tahun 2014 ini menjelaskan, basic merupakan pengukuran paling dasar karena hanya fokus pada output komunikasi organisasi. Sementara level standard, artinya PR sudah melakukan pengukuran terhadap outtakes. Di tahap ini, PR sudah mulai menentukan goal organisasi. Antara lain, menghitung jumlah suka, pengikut, dan komentar dari publikasi informasi di media massa atau media sosial.
Sedangkan pada level advanced, PR melakukan langkah lebih mendetail karena menggunakan bantuan riset dalam mengukur outcomes. Salah satunya, perubahan sikap dan perilaku target audiens. Terakhir, fully integrated. Level ini meliputi analisis kausal, studi reputasi, hingga berdasarkan return on investment (ROI).
Nah, memasuki fase kedua adalah transisi paralel. Pada fase ini, Felicia mengajak PR untuk mengubah mindset dari kuantitas menjadi kualitas informasi. “Fokus pada berita berkualitas, pesan utama, target media, hingga kemampuan berbagi berita di media sosial,” katanya.
Ia memberi contoh, PR tidak lagi fokus terhadap berapa banyak informasi diliput media, tetapi engagement, respons, reaksi, dan awareness publik. Di satu sisi, PR juga harus mulai membangun fondasi untuk belajar menggunakan pengukuran AMEC dalam lembar kerja perencanaan. Tujuannya, kata pemegang sertifikasi AMEC ini, agar setelah proses pemahaman, PR dapat dengan cepat melakukan implementasi dengan cara memetakan matrik-matrik untuk mengukur kinerja komunikasi.
Fase ketiga, organisasi dapat mengadopsi pengukuran AME untuk menilai perubahan perilaku, persepsi, dan attitude yang dicapai dari upaya merancang dan mengimplementasikan strategi komunikasi. “PR tidak hanya membuat siaran pers, tapi berkontribusi mewujudkan goal organisasi,” pungkasnya. (jar)
- BERITA TERKAIT
- Grup MIND ID Realisasikan Program Peningkatan Kualitas Pendidikan
- Inovasi BIG MIND Hadirkan Dampak Positif Penguatan Kinerja
- Grup MIND ID Hadirkan Masa Depan Pertambangan di D Futuro Futurist Summit 2024
- Kompetisi MediaMIND 2024: Mendukung Hilirisasi Menuju Indonesia Emas 2045
- Kecerdasan Buatan Memungkinkan Penyusunan SR Menjadi Lebih Mudah dan Murah