Krisis air bersih yang melanda dunia, termasuk Indonesia, menginisiasi PT Unilever Indonesia, Tbk. untuk mengadakan Water Stewardship. Program yang merupakan bagian dari komitmen korporasi dalam mewujudkan nilai-nilai environmental, social, governance (ESG) itu dimulai dari lingkungan masjid.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Minimnya air bersih dan tingginya penggunaan air tanah masih menjadi isu di tanah air. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), skor Indeks Kualitas Air (IKA) di Indonesia cenderung berfluktuasi selama delapan tahun terakhir. Tahun 2022, nilai IKA di Indonesia tercatat 53,88 poin atau naik 2,01% dibandingkan 2021.
Sementara itu, dikutip dari www.kompas.id, diketahui hingga Oktober 2022, masih ada sekitar 34 persen warga ibu kota Jakarta yang bergantung pada air tanah. Hal ini dikarenakan baru 65,85 persen warga yang teraliri air bersih perpipaan. Tingginya penggunaan air tanah ini berdampak pada semakin menurunnya permukaan tanah.
Kondisi ini menginisiasi PT Unilever Indonesia, Tbk. untuk mengadakan Water Stewardship. Program yang merupakan bagian dari komitmen korporasi dalam mewujudkan nilai-nilai environmental, social, governance (ESG) ini dimulai dari lingkungan masjid.
Nurdiana Darus, Direktur dan Sekretaris Perusahaan Unilever Indonesia, mengatakan program ini juga sejalan dengan salah satu pilar strategi global “The Unilever Compass”, yakni membangun planet yang lebih lestari. Melalui program ini kami menerapkan strategi penatagunaan air dalam bentuk upaya efisiensi dan daur ulang air,” katanya.
Selasa (2/8/2023), Unilever memulai dukungannya di Masjid Istiqlal, Jakarta. Khusus di masjid ini, karena korporasi yang telah beroperasi sejak tahun 1933 di Indonesia ini menyerahkan 1 unit gerobak listrik pembawa tangki air.
Transportasi ini akan digunakan untuk mendistribusikan air yang bersumber dari hasil daur ulang dan penampungan air hujan untuk berbagai kebutuhan di lingkungan masjid. Dukungan itu diberikan karena masjid yang dipimpin oleh K.H Nasaruddin Umar, M.A, selaku Imam Besar Masjid Istiqlal tersebut sudah memiliki teknologi water recycling dan sistem Pemanenan Air Hujan.
Dukungan serupa juga diberikan oleh Unilever Indonesia di tiga masjid. Antara lain, Masjid Arief Rahman Hakim (UI Salemba) dan Masjid Ukhuwah Islamiyah (UI Depok). Di sini, Unilever Indonesia memberikan dukungan berupa teknologi water recycling dan sistem Pemanenan Air Hujan. Sementara di Masjid Agung At-Tin berupa Sistem Pemanenan Air Hujan.
Sebenarnya, masih kata Ade, panggilan akrab Nurdiana, program ini sudah diawali dari lingkungan pabrik-pabrik Unilever. Sementara untuk memberikan manfaat yang lebih luas, mereka juga merangkul dua pesantren di Cikarang.
Inisiasi Unilever mendapat sambutan positif dari Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin. Melalui rekaman video, ia mengatakan, rata-rata penggunaan air Masjid Istiqlal mencapai 13.958 liter/hari. Sebagian besar air tersebut dipergunakan untuk wudu. “Dalam sekali wudu diperkirakan menggunakan 1,5-2 liter air,” katanya.
Hayati Sari Hasibuan, Dosen Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, yang hadir hari itu mengatakan, data yang terkumpul dari keempat masjid ini menunjukkan bahwa rata-rata jumlah volume air yang terbuang jika tidak dimanfaatkan adalah sebanyak 6.000 - 58.000 liter per hari. Seluruhnya merupakan grey water atau air limbah non-industri yang potensial untuk diolah kembali sebagai bagian dari upaya mengurangi pemborosan penggunaan air bersih.
Teknologi water recycling bertujuan mengurangi potensi berbahaya dari grey water melalui proses fisika, kimiawi dan biologis dapat menghasilkan air daur ulang yang aman digunakan untuk berbagai kebutuhan di area masjid.
Agar awareness masyarakat terhadap isu ini meningkat, sejumlah strategi edukasi pun dilakukan oleh Unilever Indonesia. Salah satunya, merangkul mahasiswa UI untuk terjun langsung mengedukasi para santri di dua pesantren tadi.
Selain upaya tadi, Maya Tamimi, Head of Division Environment & Sustainability Unilever Indonesia Foundation, menambahkan, mereka juga menempatkan materi edukasi hemat air di keempat masjid tadi. “Upaya ini berpotensi menjangkau 26.000 jamaah yang beribadah di keempat masjid setiap harinya,” ujarnya. (rtn)
- BERITA TERKAIT
- Unilever Indonesia Tegaskan Urgensi Penerapan Pertanian Regeneratif
- Mengurai Miskonsepsi dan Tantangan Praktik CSR Terkini
- Berkomitmen Terhadap Keberlanjutan Lingkungan, Pelita Air Tanam 10 Ribu Pohon dan Lakukan Penerbangan Hijau
- Pizza Hut Delivery Fasilitasi Kecenderungan Pelanggan dengan Prinsip Ramah Lingkungan
- LSPR Institute Beri Wadah Berkarya Anak Berkebutuhan Khusus