KHI 2023, Pentingnya Kontribusi Humas di Masa Pemilu

PRINDONESIA.CO | Sabtu, 02/09/2023 | 1.287
Konvensi Humas Indonesia (KHI) 2023 berlangsung di Semarang, Sabtu (2/9/2023).
Fadhil/PR INDONESIA

Agenda rutin PERHUMAS, Konvensi Humas Indonesia (KHI), di Semarang, Sabtu (2/9/2023), hadir di tengah situasi politik jelang Pemilu 2024 yang kian menghangat. PERHUMAS mengajak seluruh insan humas untuk berkontribusi positif mewujudkan politik yang sehat dan bermartabat.

SEMARANG, PRINDONESIA.CO – Organisasi profesi kehumasan tertua di Indonesia, Perhimpunan Hubungan Masyarakat (PERHUMAS) menyadari betul mereka memiliki tanggung jawab besar untuk turut berkontribusi dalam membawa kemajuan Indonesia. Termasuk menyukseskan pesta demokrasi yang akan berlangsung 14 Februari 2024.

Isu ini menghangat di acara tahunan, Konvensi Humas Indonesia (KHI) 2023, yang kali ini berlangsung di Semarang, Sabtu (2/9/2023). Bahkan, karena hal itu pula, PERHUMAS memutuskan untuk memajukan agenda KHI, yang biasanya diselenggarakan tepat di hari jadi mereka tiap pertengahan Desember menjadi awal September.  

Menurut Ketua Umum PERHUMAS Indonesia Boy Kelana Subroto di hadapan ratusan peserta mulai dari tokoh nasional, pejabat pemerintah, pimpinan perusahaan, hingga para praktisi kehumasan dari segala penjuru tanah air, langkah ini dilakukan agar tidak mengganggu jalannya kegiatan organisasi. Upaya itu juga bertujuan untuk memberi kesempatan bagi setiap insan humas untuk berkontribusi secara positif terhadap penyelenggaraan pesta demokrasi mendatang.

Praktisi humas memiliki tanggung jawab untuk memastikan informasi yang disebarkan akurat dan seimbang. Mereka juga harus senantiasa mengedepankan etika dalam melakukan aktivitas komunikasi, berkolaborasi dengan para pemangku kebijakan untuk mengedukasi publik, dan mencegah informasi menyesatkan dan ujaran kebencian.

Meski, pria yang juga merupakan Head of Corporate Communications PT Astra International Tbk. itu tak memungkiri, akan adanya dinamika di setiap penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu). Namun, menurutnya, di sinilah peran humas. Terutama dalam menjaga harmoni, menjadi penyejuk, dan mendorong kehidupan politik yang sehat, dan bermartabat. “Sebagai insan humas, peran ini sudah menjadi panggilan yang tidak dapat dihindari,” imbuhnya.

Oleh karenanya, tahun ini KHI mengusung tema “Maju Bersama untuk Indonesia”. Menurut Boy, sebagai organisasi, PERHUMAS bertekad untuk terus memberikan sumbangsih agar keberadaan mereka semakin memberikan makna dan bermanfaat bagi masyarakat. Salah satunya, dengan tetap relevan.

“Menjadi relevan agar sesuai dengan kemajuan zaman itu tidak mudah. Humas harus beradaptasi, berinovasi, dan berkolaborasi agar benar-benar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas,” ujar pria yang juga aktif sebagai anggota Global Alliance for Public Relations and Communication Management.

Untuk menjawab isu tersebut, saat ini PERHUMAS tengah menggagas ide yang disebut dengan “Humas Kebangsaan”. Inisiasi itu dibangun agar para praktisi kehumasan mampu membangun narasi yang mencerahkan dan bermakna dalam setiap dinamika berbangsa dan bernegara.

Pertukaran Informasi yang Sehat

Kontribusi humas dalam pelaksanaan Pemilu 2024 juga sangat diharapkan oleh pemerintah. Hal ini disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi yang pagi itu hadir secara daring, membacakan sambutan Presiden RI Joko Widodo.

Salah satu peran humas adalah memastikan adanya pertukaran informasi yang sehat. “Humas berperan strategis dalam mewujudkan Pemilu yang damai dan sehat,” ujar Menteri Budi. Untuk itu, pria yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Umum Relawan Pro Jokowi (Projo) ini meminta humas agar memperkuat kolaborasi menuju kemajuan bersama untuk Indonesia. Termasuk, berkolaborasi untuk menumbuhkan sikap sopan santun dan berbudi pekerti baik di dunia nyata maupun maya melalui platform digital.

Sementara Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yang hari itu turut bergabung dari layar Zoom, memandang PR sebagai garda terdepan dalam membangun dan mengelola reputasi dan citra bangsa secara konsisten melalui komunikasi. Gaya yang dilakukan PR menurutnya adalah bagian dari metode soft power dan bagian dari strategi soft diplomacy. “Cara kita mengomunikasikan Wonderful Indonesia itu benar-benar membawa wonderful power,” katanya.  

Konvensi yang berlangsung sehari penuh ini diisi dengan tiga panel diskusi, menghadirkan lebih dari 20 pembicara, dan akan ditutup dengan sesi awarding. (mfp)