“Perempuan adalah pembawa peradaban.” Demikian pesan dari R.A. Kartini, tokoh nasional Indonesia. Lantas, bagaimana perempuan masa kini menerapkan hal tersebut?
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Meskipun sosoknya sudah lama tiada, namun karya-karya R.A Kartini melalui tulisannya, “Habis Gelap Terbitlah Terang”, masih terus dikenang hingga saat ini. Karyanya itu menjadi warisan bagi kaum perempuan di tanah air.
Di zaman itu, Kartini berhasil mendobrak persepsi bahwa perempuan hanya seputar dapur, sumur, dan kasur. Lebih dari itu, perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki. Yakni, berhak atas pendidikan tinggi, terlibat dalam pembangunan sosial, dan memperoleh kemandirian ekonomi.
Warisan Kartini ini kembali disampaikan oleh Head of Brand and Communication AirAsia Indonesia Mila Lubis dalam plenary session bertajuk Rise and Lead: Empowering Women for Success pada rangkaian acara PR INDONESIA Summit di Jakarta, Kamis (21/9/2023). “Dulu, meskipun sarana komunikasi masih terbatas, Kartini masih bisa berkomunikasi dengan teman-temannya di belahan dunia lain lewat surat,” katanya.
Hal inilah, kata Mila, turut membuka pemikiran Kartini tentang perannya sebagai masyarakat dunia (global citizen). Ketika perempuan diberdayakan untuk berpikir secara global, maka akan terjadi perubahan positif dalam berbagai hal. Yakni, pendidikan, pertumbuhan ekonomi, kesetaraan gender, layanan kesehatan, kelestarian lingkungan, resolusi konflik, dan pemberdayaan generasi muda.
Lantas bagaimana perempuan masa kini mengadopsi cara pikir global? Mila merangkumnya sebagai berikut:
Tumbuhkan Kesadaran Budaya
Perempuan bisa mempelajari budaya, adat istiadat, dan tradisi yang berbeda. Di samping itu, penting juga untuk berinteraksi dengan orang dari beragam latar belakang.
Terus Belajar
Belajar bukan berarti hanya menempuh pendidikan formal. Perempuan bisa mengikuti sumber berita internasional, membaca buku, membaca artikel, dan menonton film dokumenter tentang isu-isu global. Bisa juga dengan mengikuti kursus atau program yang berkaitan dengan studi global.
Kembangkan Empati
Memahami perasaan dan sudut pandang orang dari latar belakang berbeda. Salah satunya dengan cara menjadi sukarelawan dalam kegiatan membantu komunitas yang beragam.
Bangun Jaringan Global
Bergabung dengan organisasi yang fokus pada isu-isu global. Hadiri pula konferensi, seminar, dan lokakarya yang berkaitan dengan topik global.
Bersikap Terbuka dan Fleksibel
Bersedia menyesuaikan pandangan dan opini saat memperoleh wawasan baru, serta terbuka terhadap keragaman pemikiran dan perspektif yang berbeda.
Belajar Bahasa Asing
Mempelajari bahasa baru dapat memberikan wawasan tentang budaya yang berbeda dan memfasilitasi komunikasi yang lebih baik. (rvh)
- BERITA TERKAIT
- Ketika Program PR Jadi "Kendaraan" PT PLN UID Sulselrabar Melewati Krisis
- Metode "Housing Framework" Bisa Jadi Andalan Penyusunan Pesan Kunci Siaran Pers
- Daftar Lengkap Pemenang AHI 2024
- AHI 2024 Apresiasi 106 Karya Keterbukaan Informasi Terbaik
- “Meracik” Informasi hingga Orkestrasi, Peran Penting Unit PR Badan POM