Tiga Jurus Ampuh untuk Mengatasi Kebuntuan saat Menulis

PRINDONESIA.CO | Rabu, 15/11/2023
Tips bagi praktisi PR mengatasi buntu saat menulis.
Foto Freepik

Kehabisan ide saat sedang menulis bisa dirasakan oleh siapa saja, tak terkecuali oleh para praktisi public relations (PR). Begini cara mengatasinya.

JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Menulis merupakan salah satu kompetensi yang wajib dimiliki oleh praktisi public relations (PR). Namun, bagaimana jadinya apabila terjadi kebuntuan saat sedang menulis?  Emmy Kuswandari, Media Affairs Senior Manager Asia Pulp & Paper Indonesia berbagi tips mudah. Sebelumnya, ia sudah membagikan tips tersebut di Rubrik Opinion yang dapat dibaca di Majalah PR INDONESIA Edisi 57/ Desember 2020.

Langkah pertama yang harus dilakukan, tulis Emmy, adalah membuat outline, bahkan untuk tulisan yang sederhana. Menurutnya, outline ini akan menjadi panduan sekaligus memudahkan penulis melihat bentuk tulisan secara keseluruhan. Selanjutnya, mulailah dengan menulis tulisan dengan jujur. Sebab, katanya, kejujuran akan memudahkan penulis yang  bersangkutan dalam menyusun cerita yang mengalir. “Menyembunyikan fakta hanya akan menjadi jebakan bagi diri sendiri,” ujarnya.

Jika tulisan yang sudah dibuat terasa masih kurang memuaskan, perempuan lulusan Universitas Atma Jaya Yogyakarta tersebut mengimbau agar praktisi PR lebih banyak membaca. Ia berpendapat, menambah referensi dan meniru gaya penulis favorit bukan tindakan yang haram untuk dilakukan. Yakinlah, ujar Emmy, kita akan menemukan gaya penulisan sendiri seiring berjalannya waktu.

Tahapan berikutnya adalah mengedit. Emmy menekankan pentingnya menjadi editor yang baik untuk diri sendiri. Meskipun proses ini mungkin terasa sedikit melelahkan, terutama setelah menghabiskan waktu yang lama untuk menulis. Sebab, menurutnya, setiap penulis perlu melihat tulisan dari perspektif pembaca, lalu menyempurnakan tulisannya, sekalipun terlihat sederhana.

Kunci terakhir adalah menulis semenarik mungkin. Baginya, tulisan tanda tangan pribadi. Maka, tulisan yang buruk atau membingungkan hanya mencerminkan cara berpikir sang penulis dalam merangkai tema. Oleh karena itu, ia berpesan agar sebisa mungkin memberikan pengalaman membaca yang menyenangkan bagi para pembaca. (jar)