KPU dan Jurnalis Menyuarakan Informasi Akurat Pemilu 2024

PRINDONESIA.CO | Senin, 20/11/2023 | 1.063
Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengadakan forum diskusi bersama jurnalis yang tergabung dalam Koalisi Pewarta Pemilu di Jakarta, 15—17 November 2023.
Dok. KPU RI

Jelang penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) bersinergi bersama jurnalis untuk memastikan transparansi, akuntabilitas, dan informasi yang akurat.

JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Komisi Pemilihan Umum (KPU) sadar betul untuk mewujudkan Pemilu Damai 2024 membutuhkan peran dan kerja sama dari berbagai pihak. Salah satunya, para pewarta. Untuk itu, berlokasi di Jakarta, Rabu (15/11/2023), seperti dikutip dari laman resmi kpu.go.id, lembaga yang dipimpin oleh Hasym Asy'ari sebagai Ketua KPU tersebut menggandeng jurnalis dari berbagai media untuk menyuarakan informasi yang transparan, akuntabel, dan akurat kepada masyarakat.

Dalam kolaborasinya tersebut, KPU sebagai penyelenggara pemilu berkomitmen memberikan akses yang lebih baik kepada jurnalis untuk meliput proses pemilu. Sebaliknya, jurnalis diharapkan turut berkontribusi menyampaikan informasi secara bertanggung, obejktif, dan akurat.  

Menurut Anggota KPU August Mellaz, saat membuka focus group discussion (FGD) bertajuk “Literasi Pemilu sebagai Sarana integrasi Bangsa” bersama jurnalis pemilu, adanya kolaborasi ini dapat  meningkatkan pemahaman publik dan meningkatkan partisipasi dalam proses demokrasi.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat Hendry Ch. Bangun yang menjadi salah satu narasumber mengingatkan jurnalis pemilu agar tetap memegang teguh UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dalam meliput Pemilu 2024.

Catatan Kerawanan Peliputan

Pria yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pers periode 2019—2022 itu tak lupa menyampaikan sejumlah catatan kerawanan dalam peliputan pemilu. Salah satunya,  masalah independensi jurnalis maupun perusahaan pers yang rentan berpihak kepada salah satu pasangan calon.

“Dalam pemberitaan, media tidak boleh menonjolkan yang satu dan meniadakan yang lainnya. Hal ini harus dipikirkan oleh media yang bersangkutan pada saat melakukan perencanaan peliputan,” katanya.

Turut hadir dalam acara tersebut Ketua KPP Ahmad Satryo Yudhantoko. Di hadapan 40 jurnalis yang tergabung dalam Koalisi Pewarta Pemilu (KPP) itu ia mengungkapkan tantangan terbesar para pelaku media di era digital, yakni menghadapi adalah kepungan disinformasi dan hoaks di media sosial. Untuk itu, acara ini menjadi penting sebagai bagian dari upaya mewujudkan insan pers yang berintegritas yang berkontribusi menciptakan Pemilu 2024 berkualitas. (mfp)