Mengenal 3 Pilar Bisnis Keberlanjutan Bank DBS Indonesia

PRINDONESIA.CO | Rabu, 29/11/2023 | 1.979
Bank DBS Indonesia berkomitmen mewujudkan bisnis keberlanjutan.
Foto Bank DBS Indonesia

PT Bank DBS Indonesia berkomitmen menerapkan prinsip environmental, social, government (ESG) dan menerapkan bisnis berkelanjutan. Seperti apa?

JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Dunia semakin memperhatikan nilai-nilai environmental, social, governance (ESG), sehingga korporasi berlomba-lomba menerapkannya. PT Bank DBS Indonesia menjadi salah satukorporasi yang berkomitmen menerapkan prinsip bisnis berkelanjutan tersebut.

Untuk mencapai visi “Best Bank for a Better World”, Bank DBS Indonesia menerapkan tiga pilar bisnis berkelanjutan yang disebut suistainbility framework. Antara lain, responsible banking, responsible business practices, dan social impact beyond banking. Demikian pernyataan Mona Monika, Executive Director dan Head of Group Strategic Marketing & Communications Bank DBS Indonesia, saat wawancara secara eksklusif oleh PR INDONESIA di kantornya di Jakarta, Kamis (24/11/2023).

Dalam konteks responsible banking, Mona, sapaan karibnya, menjelaskan, bahwa Bank DBS Indonesia telah menerapkan sejumlah strategi kolaboratif untuk mendukung bisnis berkelanjutan, baik untuk pasar corporate banking maupun consumer banking.

Menurutnya, untuk layanan corporate banking, Bank DBS Indonesia menawarkan fasilitas pendanaan transisi (transition financing) kepada perusahaan-perusahaan yang berencana beralih dari energi konvensional ke energi terbarukan. “Kami mendorong semakin banyak perusahaan untuk melakukan transisi agar bumi dan perekonomian semakin baik,” ujarnya.

Dalam layanan consumer banking, Bank DBS Indonesia menyediakan fitur “Live Better” di aplikasi digibank by DBS INDONESIA. Mona menekankan bahwa fitur ini berfungsi sebagai panduan bagi nasabah untuk menjalani gaya hidup berkelanjutan. Fitur tersebut juga menyediakan informasi tentang investasi dan berkontribusi pada aspek keberlanjutan.

Pilar kedua, responsible business practice. Ini merupakan wujud komitmen dari korporasi untuk menjalankan nilai-nilaiberkelanjutan di kalangan internal korporasi. Peraih gelar Sarjana Sastra Inggris dari Universitas Nasional tersebut memberikan contoh target menurunkan penggunaan kertass etiap tahun dan pemilihan gedung berstandar green building. Bahkan, kebijakan meniadakan tempat sampah tunggal, untuk digantikan dengan tempat sampah yang terorganisir antara sampah organik dengan nonorganik. Sampah ini kemudian dikelola bekerja sama dengan Waste for Change. “Mereka bertanggung jawab mengelola sampah untuk didaur ulang,” sambung Mona.

Pilar ketiga, social impact beyond banking, diwujudkan melalui DBS Foundation. Ia mengatakan, DBS Foundation ini memiliki dua program utama, yakni Business for Impact Chapter dan Community Impact Chapter. Menurut peraih Gold Winner Insan PR INDONESIA di ajang Jambore PR INDONESIA (JAMPIRO) #9, Business for Impact Chapter adalah program yang bertujuan untuk mendukung pertumbuhan bisnis yang berdampak, seperti UMKM dengan model bisnis yang membantu mengatasi isu-isu sosial atau lingkungan. 

Sedangkan Community Impact Chapter merupakan programyang fokus pada peningkatan keterampilan masa depan. Contoh, memberikan akses untuk meningkatkan keterampilan teknologi seperti pemrograman. Program ini dijalankan secara nasional dan bersifat gratis.

Selain itu, di bawah Community Impact Chapter juga ada Zero Food Waste. Program yang didukung dengan kampanye Towards Zero Food Waste ini bertujuan untuk mengajak lebih banyak orang tidak menyumbang peningkatan gas metanadengan tidak membuang sampah makanan. (jar)