Faktor Penentu Tren PR di Masa Pemilu 2024, Apa Saja?

PRINDONESIA.CO | Selasa, 16/01/2024
Ada beragam faktor yang memengaruhi tren komunikasi di masa pemilu.
Dok. Pribadi

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Public Relations Indonesia (APPRI) Jojo S. Nugroho mengajak seluruh praktisi PR menyoroti berbagai faktor yang memengaruhi tren PR di masa Pemilu 2024.

JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Ada banyak faktor yang memengaruhi tren public relations (PR) di masa Pemilu 2024. Menurut Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Public Relations Indonesia (APPRI) Jojo S. Nugroho, faktor paling utama adalah pelaksanaan Pemilu 2024, perubahan preferensi, perilaku milenial dan Gen Z. “Pemilu akan mengubah sikap dan perilaku masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Khususnya, milenial dan Gen Z,” ujar pria yang dijumpai PR INDONESIA secara virtual, Selasa (16/1/2024).  

Faktor berikutnya yang memengaruhi tren PR di masa pemilu, menurut lulusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Indonesia ini, adalah artificial intelligence (AI) dan big data yang penggunaannya akan semakin masif. Jojo berpendapat teknologi ini bukan hanya membantu PR dalam menganalisis data, namun juga menciptakan konten dengan cepat dan membuat komunikasi makin personal.

Menurutnya, teknologi AI tidak hanya membantu dalam mengidentifikasi tren dengan melakukan pemetaan. Lebih dari itu, kecerdasan buatan ini dapat menciptakan konten yang lebih relevan dan membuat kerja PR menjadi jauh lebih mudah.

Pria kelahiran tahun 1975 ini juga menyoroti pesatnya perkembangan media digital dan sosial di tanah air. Di masa pemilu, katanya, publik makin banyak membuat konten tentang politik. Dampaknya, penggunaan platform menjadi meningkat. Publik dibuat bising dengan informasi mengenai politik baik di media digital, sosial, maupun massa. Bahkan kondisi ini bisa mengganggu fokus komunikasi yang sudah direncanakan oleh PR.

Oleh karena itu, pria yang telah berkecimpung selama 20 tahun di dunia PR ini mengimbau agar praktisi PR dapat mengidentifikasi tren di kalangan milenial dan Gen Z yang lebih menyukai pendekatan komunikasi secara personal dan autentik. Upaya ini penting dilakukan mengingat laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tingginya populasi milenial dan Gen Z di Indonesia. Masing-masing jumlahnya mencapai 69,38 dan 74,93 juta jiwa. (dlw)