Pemilih Muda Jadi Penentu Pemilu 2024, Begini Cara Menggaet Suaranya

PRINDONESIA.CO | Selasa, 23/01/2024
Tim kampanye politik perlu menyusun teknik komunikasi yang relevan untuk menggaet suara Gen Z.
Dok. Praxis

Metode kampanye politik yang konvensional sudah tidak lagi efektif menggaet pemilih muda, khususnya dari kalangan Gen Z. Begini tipsnya.   

JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Berdasarkan hasil rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap (DPT), mayoritas Pemilu 2024 didominasi oleh kelompok milenial dan Gen Z. Keduanya mendominasi pemilih Pemilu 2024 sebanyak 56,45% dari total keseluruhan pemilih. Oleh karena itu, tim kampanye politik harus paham cara berkomunikasi yang tepat untuk menggaet suara mereka.

Sofyan Herbowo, Direktur Public Affairs Praxis Indonesia, dalam paparan hasil survei terbarunya di Jakarta Selatan, Senin (22/1/2024), mengatakan debat terbuka menjadi kegiatan kampanye yang paling memengaruhi mahasiswa. Presentasenya mencapai 69,93 persen. “Debat terbuka yang menyentuh angka 69,93 persen menjadi menarik. Temuan ini mengindikasikan bahwa pemilih muda memiliki kesadaran politik yang tinggi,” ujarnya.

Dalam menentukan pilihan mereka, mantan aparatur sipil negara (ASN) Komisi Penyiaran Republik Indonesia ini berpendapat bahwa mahasiswa cenderung melihat dari segi kapasitas, program, hingga kualitas performa kandidat saat debat.

Selain debat terbuka, kegiatan kampanye lain yang memengaruhi mahasiswa dalam menentukan pilihannya antara lain seminar edukasi (44,16 persen), kampanye terbuka/pidato (43,06 persen), kampanye kreatif (40,86 persen), kampanye di media sosial (27,67 persen), penyelenggaraan acara komunitas (20,48 persen), pengumpulan massa (17,18 persen), penggalangan dana (13,59 persen), dan kampanye door to door (8,99 persen).

Komunikasi yang Tepat

Dilansir dari jpnn.com,  pengamat politik dan sosial Apep Agustiawan mengatakan, Gen Z memiliki kelebihan dalam mendapatkan informasi berkat penguasaan teknologi. Mereka dapat mengakses beragam isu secara luas dan cepat. Oleh karena itu, metode kampanye politik yang konvensional sudah tidak lagi efektif.

“Gen Z itu konsumtif. Mereka suka dengan konten yang ringan, santai, dan fun. Jadi, pendekatan yang lebih mudah dicerna adalah dengan menggunakan narasi yang seperti itu,” ujar Apep.

Senada dengan itu, Next Leader Consulting, dikutip dari nextleader.id, Jumat (16/12/2022), juga memberikan tips untuk berkomunikasi dengan Gen Z. Salah satunya, dengan menganggap diri kita sebagai mitra mereka. Hal ini dikarenakan, Gen Z tidak menyukai komunikasi yang bersifat menggurui. Mereka lebih suka diajak berdiskusi dan dihargai pendapatnya.

Tips lainnya adalah membuat generasi kelahiran tahun 1997 – 2012 tersebut kagum dengan potensi yang dimiliki. Hal ini dapat dilakukan dengan menunjukkan bahwa kita percaya pada kemampuan mereka. Dengan komunikasi, teknik ini disebut andagogi. Yakni, komunikasi yang meyakini bahwa setiap orang memiliki kemampuan. Selain itu, masih menurut Next Leader Consulting, sebaiknya menghindari komunikasi yang terlalu teoritis dan ambigu ketika berhadapan dengan Gen Z.

Dengan menerapkan tips-tips tersebut, tim kampanye politik dapat meningkatkan peluang untuk meraih suara Gen Z pada Pemilu 2024. (dlw)