Mixternal communication bukan sekadar meniru, menyalin, dan menempel pesan yang sama ke semua saluran. Pendekatan ini menitikberatkan fokus kepada upaya memahami audiens dan menyesuaikan cerita untuk masing-masing.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Di era keterbukaan informasi, batas antara komunikasi internal dan eksternal semakin lebur. Dalam konteks ini, informasi yang diterima dalam lingkup internal khususnya kepada karyawan bisa saja tersebar ke publik. Guna menyiasati tantangan tersebut, strategi mixternal communication agaknya dapat menjadi solusi.
Dijelaskan oleh Senior Global Communications Officer Gates Foundation Sarab Kochhar dan Senior Communications Executive and Instructor Georgetown University Sukhi Sahni, ada beberapa prinsip yang wajib dipahami praktisi public relations (PR) ketika hendak membangun strategi mixternal communications yang efektif dan berkelanjutan. Dilansir dari PR Daily, Jumat (17/10/2025), berikut uraiannya.
1. Membangun Keterhubungan
Komunikasi yang sukses tidak boleh berjalan dalam silo. Dalam konteks ini, kata Sahni, tugas PR adalah menghubungkan titik-titik yang terpencar. “Kita harus mulai memandang komunikasi sebagai satu kesatuan utuh yang menghubungkan karyawan, pemangku kepentingan dan pelanggan dalam satu percakapan berkelanjutan,” ujarnya.
2. Integrasikan Pesan dan Tujuan
Mixternal communication, lanjut Sahni, bukan sekadar meniru, menyalin, dan menempel pesan yang sama ke semua saluran. Pendekatan ini menitikberatkan fokus kepada upaya memahami audiens dan menyesuaikan cerita untuk masing-masing. Namun, tegasnya, praktisi PR tetap harus berpegang teguh pada narasi utama perusahaan.
Menambahkan, Kochhar mencontohkan pendekatan tersebut dengan satu pesan yang dapat bekerja di dalam maupun luar organisasi. “Misal, bagi karyawan (internal) pesannya adalah tentang kebanggaan dan tujuan yang sejalan dengan kehormatan berkontribusi pada kemajuan global. Bagi mitra (eksternal), pesannya tentang kolaborasi dan dampak bersama. Bagi publik (eksternal), pesannya tentang inspirasi dan kebaikan kolektif. Ceritanya tidak berubah, tetapi sudut pandangnya berbeda,” jelasnya.
3. Melibatkan Karyawan sebagai Audiens Pertama
Menurut Kochhar, para profesional komunikasi perlu memandang karyawan sebagai perpanjangan dari upaya penyebaran pesan organisasi. Ketika dibekali pesan yang jelas, konteks yang tepat, dan panduan yang terarah, katanya, maka para karyawan dapat menjadi mesin komunikasi terdistribusi dan lebih autentik daripada apapun yang bisa dibeli dengan uang.
Pemahaman akan ketiga prinsip di atas diharapkan dapat membuat komunikasi internal dan eksternal berjalan selaras, agar pada akhirnya membuat reputasi organisasi semakin lebih kuat dan kredibel. Semoga informasi ini bermanfaat, ya! (EDA)
- BERITA TERKAIT
- Catat! 3 Prinsip Penting dalam Strategi “Mixternal Communication”
- Hadir Lagi, Kelas Humas Muda Vol.3 Kupas Serba-serbi PR Digital
- Menyoal SLO Sebagai Kunci Utama Keberlanjutan Bisnis Kiwari
- Resmi Dilantik, Pengurus Pusat ASPIKOM Periode 2025-2029 Akan Fokus Pada 3 Pilar
- Penting, Ini 5 Prinsip Komunikasi Agar Tidak Terjebak dalam “Krisis Keheningan”