Beberapa peserta The 2nd Kartini HUMAS INDONESIA (KaHI) pada penjurian sesi presentasi hari pertama, Selasa (2/4/2024), berbagi pandangan tentang pentingnya pemberdayaan perempuan untuk keberlanjutan.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Dalam penjurian The 2nd Kartini HUMAS INDONESIA (KaHI) hari pertama yang digelar secara hibrida di Jakarta pada Selasa (2/4/2024), sebanyak 35 perempuan humas dari berbagai instansi menghadirkan perspektif yang beragam terkait topik kompetisi. Salah satu isu yang banyak disoroti peserta adalah tentang pemberdayaan perempuan, seperti disuarakan Anita Lestari.
Di hadapan dewan juri, perempuan yang menjabat Corporate Communication Analyst PT Astra International Tbk itu memaparkan, pesatnya perkembangan modernitas saat ini justru menghadapkan perempuan pada tantangan yang lebih berat. Hal itu ia sampaikan merujuk laporan UNESCO, yang menyatakan lebih dari 130 juta anak perempuan di seluruh dunia tidak bisa mengenyam pendidikan.
Menurut Anita, kondisi tersebut menegaskan kesetaraan gender belum benar-benar terwujud, dan akses pendidikan belum berpihak penuh kepada perempuan. Padahal, menurutnya, hal itu merupakan kunci bagi perempuan berdaya. “Kita sebagai humas punya harapan meningkatkan pendidikan perempuan di Indonesia, dengan menghapuskan segala diskriminasi gender,” ujarnya.
Dalam perspektif Indonesia, peraih gelar Master Manajemen dari Institut Teknologi Bandung itu menjelaskan, stereotip dan praktik diskrimatif gender terkait pendidikan merupakan isu yang harus diselesaikan. Sebab, dalam satu hasil survei, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mengungkapkan bahwa hal itu memengaruhi pilihan jurusan pendidikan perempuan di Tanah Air.
Sebagai solusi, perempuan kelahiran Mei 1998 itu menyarankan sejumlah strategi yang bisa digencarkan. Di antaranya menyediakan beasiswa untuk perempuan miskin, menjalankan kampanye penghapusan stereotip gender, hingga menyelenggarakan pelatihan keterampilan dan program peningkatan kapasitas. “Memberdayakan perempuan lewat pendidikan yang setara penting untuk mengakhiri siklus kemiskinan dan ketidaksetaraan,” tegasnya.
Membangun Reputasi
Berbeda dengan Anita yang menekankan urgensi pendidikan agar perempuan bisa berdaya, Kepala Humas, Protokoler, dan Promosi Universitas Sumatera Utara (USU) Amalia Meutia menyoroti pentingnya pemberdayaan perempuan bagi reputasi organisasi. “Pemberdayaan perempuan juga merupakan strategi membangun reputasi yang kuat dan berdampak,” ujarnya mengutip Jackson Brown.
Dalam kaitannya, Amalia menjelaskan, pemberdayaan perempuan bisa menjadi bentuk dukungan organisasi terhadap kesetaraan. Menurutnya, organisasi yang melakukan hal tersebut memiliki keunggulan kompetitif, dan citra yang lebih positif serta inklusif. “Organisasi dengan kepemimpinan yang beragam cenderung mencapai kinerja maksimal,” ujarnya.
Di luar itu, merujuk hasil survei Pew Research Center yang menyatakan 34 persen pekerja Amerika mengakui perempuan lebih unggul tentang kejujuran dan etika, dosen Fakultas Psikologi USU itu menilai upaya pemberdayaan perempuan memiliki manfaat lain dalam konteks organisasi.
Beberapa di antara manfaat tersebut adalah dapat memperkuat hubungan organisasi dengan stakeholders, hingga mendorong inovasi dan kreativitas. Selain itu, kata Amalia, perempuan yang berdaya dapat memaksimalkan kecerdasan emosional dan kemampuan berkomunikasi.
KaHI 2024
Kartini HUMAS INDONESIA adalah inisiatif yang digagas HUMAS INDONESIA sebagai komitmen untuk mendorong peran aktif perempuan dalam mengembangkan profesi humas di Tanah Air. Penghargaan ini tidak hanya sekadar pengakuan atas keberhasilan individu, tetapi momentum untuk menginspirasi generasi muda perempuan mengejar kesuksesan di bidang humas.
Tahun ini, ajang KaHI diikuti 55 peserta pada kategori Gen X, Gen Milenial, dan Gen Z dari total 32 instansi sektor kementerian, lembaga, korporasi negara (BUMN, anak usaha BUMN, BUMD dan perusahaan daerah layanan), korporasi swasta, pemerintah daerah (pemerintah provinsi, pemerintah kota, pemerintah kabupaten), dan perguruan tinggi negeri maupun swasta.
Para pemenang selanjutnya akan diundang menghadiri acara puncak di Bandung pada tanggal 7–8 Mei 2024, untuk mengikuti rangkaian kegiatan workshop dan penganugerahan penghargaan.
Ikuti terus perkembangan informasi terkini tentang KaHI 2024 hanya di humasindonesia.id dan prindonesia.co. aza
- BERITA TERKAIT
- Ketika Program PR Jadi "Kendaraan" PT PLN UID Sulselrabar Melewati Krisis
- Metode "Housing Framework" Bisa Jadi Andalan Penyusunan Pesan Kunci Siaran Pers
- Daftar Lengkap Pemenang AHI 2024
- AHI 2024 Apresiasi 106 Karya Keterbukaan Informasi Terbaik
- “Meracik” Informasi hingga Orkestrasi, Peran Penting Unit PR Badan POM