Memahami Pentingnya Data bagi Praktisi PR dalam Kelas Humas Muda Vol.4

PRINDONESIA.CO | Senin, 24/11/2025
Kelas Humas Muda (KHM) Vol. 4.
doc/PR INDONESIA

Sukses digelar, Kelas Humas Muda Vol.4 menegaskan pentingnya literasi data bagi praktisi PR sebagai fondasi pembuatan konten, strategi, dan evaluasi.

JAKARTA, PRINDONESIA.CO –   Praktisi public relations (PR) hari ini dituntut untuk memiliki kemampuan yang melampaui komunikasi tradisional. Hal itu menyusul perannya yang tidak lagi sebatas menyampaikan pesan organisasi, tetapi juga membangun reputasi dan citra melalui narasi yang berdampak. Dalam konteks ini, pemahaman akan data menjadi sangat penting agar bisa menghadirkan kampanye komunikasi yang bermakna. 

Hal tersebut yang menjadi sorotan utama Kelas Humas Muda (KHM) Vol. 4. Dengan mengusung tema When PR Meet Data, inisiator KHM Reylando Eka Putra mengatakan, pihaknya ingin menegaskan pentingnya literasi data bagi praktisi PR sebagai fondasi pembuatan konten, strategi, dan evaluasi. “Praktisi PR mau tidak mau harus belajar dan mengolah data untuk menghasilkan strategi komunikasi yang berdampak. Indonesia bukan hanya harus bicara baik, tapi harus bisa berkomunikasi dengan data,” ujarnya di Bart Artotel Thamrin, Jakarta, Sabtu (22/11/2025).

Urgensi penggunaan data dalam komunikasi turut dipertegas oleh ketiga narasumber KHM Vol. 4. Head of Corporate Communication Chandra Asri Group Chrysanti Tarigan, misalnya, menilai bahwa ketiadaan data membuat organisasi rentan mengambil langkah yang tidak tepat sasaran. “Data memberi kita kemampuan untuk merancang strategi yang lebih baik dengan input yang baik,” jelasnya.

Perempuan yang akrab disapa Santi itu juga menekankan peran penting data dalam meyakinkan pihak manajemen, khususnya ketika menyusun rekomendasi strategis seperti pelaksanaan media conference ataupun kampanye publik.

Data Adalah Fondasi

Narasumber lain, profesional MC/content creator Banadhi Kurnia Dewi memandang data sebagai fondasi penting dalam produksi konten kreatif. Dengan data, katanya, dapat membantu menentukan tonalitas, dan intonasi pesan agar relevan dengan karakter target audiens. “Pesannya bisa sama, tetapi pembawaannya harus disesuaikan. Gender, usia, preferensi semuanya adalah data yang membentuk strategi kreatif,” ujarnya.

Melengkapi pandangan keduanya, CEO Infipop Irfan Prabowo menegaskan, sebuah bisnis tidak dapat bertumbuh tanpa pemahaman akan data audiens secara mendalam. “Dalam konteks ini kita harus terjun langsung, ngobrol dengan audiens, agar benar-benar memahami mereka,” jelasnya menggarisbawahi kekuatan data.

Tak hanya diajak menyimak pemaparan narasumber, KHM Vol.4 turut mengajak para peserta untuk mempraktikkan langsung penyusunan strategi kampanye berbasis data dari berbagai studi kasus perusahaan.

Selain itu, selaras dengan semangat education, network, entertainment, dan charity yang menjadi identitas KHM, kegiatan kali ini juga menghadirkan sesi penyerahan donasi simbolis bersama Dompet Dhuafa. Acara kemudian ditutup dengan penampilan DJ Maharanie. (EDA)