Kelas Humas Muda Vol. 5 Sorot Hal Penting Guna Bertahan Menghadapi Krisis

PRINDONESIA.CO | Senin, 29/12/2025
Kelas Humas Muda (KHM) Vol. 5 pada Sabtu (20/12/2025) di Bart, Artotel Thamrin, Jakarta.
doc/KelasHumasMuda

Kelas Humas Muda (KHM) Vol 5 menegaskan pentingnya kesiapsiagaan komunikasi dan manajemen krisis sebagai fondasi penguatan reputasi organisasi di tengah maraknya cancel culture.

JAKARTA, PRINDONESIA.CO –  Kelas Humas Muda (KHM) Vol. 5 mengusung tema yang menarik pada gelaran kali ini, yakni Cancel Culture and The Art of Surviving in Crisis. Dalam kelas yang berlangsung pada Sabtu (20/12/2025) di Bart, Artotel Thamrin, Jakarta itu, KHM mengajak para peserta untuk memahami cara merespons krisis, membangun kesiapsiagaan komunikasi, mengelola narasi publik secara bertanggung jawab, hingga memulihkan kepercayaan secara berkelanjutan.

Untuk mengupas tuntas tema tersebut, KHM Vol. 5 menghadirkan tiga narasumber lintas sektor. Masing-masing dari mereka berbagi pengalaman dan perspektif dalam mengelola krisis di era transparansi. Ketiga narasumber tersebut adalah founder & CEO Menjadi Manusia Rhaka Ghanisatria, VP Public & Internal Affair Harita Nickel Ekhel Chandra Wijaya, dosen sekaligus content creator Vega Karina Andira Putri.

Terkait penanganan krisis, Ekhel menjelaskan, persiapan yang matang menjadi faktor penentu. Sebab, jelasnya, keberhasilan pada fase awal sangat bergantung pada sistem dan kesiapan yang telah dibangun sebelumnya. Baginya, prioritas utama saat krisis terjadi adalah mengamankan alur informasi dan komunikasi, disertai analisis isu serta dampak secara terukur. “Tidak setiap krisis memerlukan keterlibatan pimpinan tertinggi, karena eskalasi yang tidak proporsional justru berpotensi menambah risiko,” ucapnya.

Kendati demikian, lanjutnya, pada situasi kritikal prinsip minimum viable information perlu diterapkan dengan menekankan kehadiran komunikasi yang cepat, faktual, dan bertanggung jawab.

Beragam Aktivitas

Selain sesi diskusi dan tanya jawab, KHM Vol. 5 juga dirancang interaktif melalui Digital PR Challenge: Crisis Communication. Lewat sesi ini peserta diajak mempraktikkan penyusunan strategi komunikasi krisis secara langsung. Kegiatan ini diharapkan dapat mengingatkan kembali pentingnya peran proaktif dan strategis PR dalam menghadapi situasi darurat reputasi.

Dalam kesempatan yang sama, KHM Vol. 5 juga melakukan penyerahan donasi secara simbolis melalui Dompet Dhuafa, serta menggelar sesi networking. Dengan rangkaian kegiatan tersebut, para peserta KHM Vol. 5, diharapkan dapat memperoleh pemahaman komprehensif bahwa manajemen krisis bukan hanya tentang memadamkan “kebakaran” reputasi, tetapi juga membangun kembali kepercayaan, memperkuat kredibilitas, dan menjadikan organisasi maupun individu lebih tangguh setelah krisis. (EDA)