Gandeng Media Edukasi “Stunting”

PRINDONESIA.CO | Selasa, 31/07/2018 | 1.876
Diperlukan peran media untuk menyebarluaskan informasi
Dok : Golin

Minimnya informasi terkait stunting pada anak melatarbelakangi Merck, perusahaaan yang bergerak di bidang farmasi, gencar mengadakan media briefing. Seperti yang dilaksanakan di Jakarta, Kamis (26/07/2018).

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Selama ini terdapat kesalahan penafsiran antara stunting dan pendek pada anak. Hal ini dikarenakan media dan masyarakat kurang mendapatkan informasi mengenai stunting. Stunting adalah kelainan yang berkaitan dengan malnutrisi kronik dan penyakit kronik, sedangkan pendek disebabkan oleh penyakit sistemik lain, seperti masalah hormon atau genetik.

Mengingat stunting dan pendek adalah dua hal yang berbeda, dibutuhkan penanganan berbeda dalam hal ini karena jika salah penanganan maka akan menyebabkan anak menjadi obesitas maupun menderita penyakit lain. Karena hal tersebut, perusahaan yang berbasis di Jerman ini menginisiasi untuk rutin mengadakan media briefing. Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi awak media agar dapat menyampaikan informasi secara tepat.

Medical Director PT Merck Tbk Risa Anwar mengatakan, mereka juga memiliki program kampanye media briefing berupa edukasi. Agenda ini biasanya rutin dilaksanakan sepanjang bulan kesehatan. Berbagai tema yang sudah dilaksanakan di antaranya Kesadaran Kanker Kolorektal, Hari Diabetes, Lawan Multiple Sclerosis, dan Waspada Tiroid. Ia berpendapat, cara ini  lebih efektif untuk meningkatkan awareness dan merangkul keterlibatan masyarakat.

Adapun tantangan dalam mengedukasikan program ini, kata Risa, salah satunya masyarakat umumnya kurang terbuka mengenai penyakit tertentu yang dideritanya ataupun keluarganya. Namun, hal ini dapat diatasi dengan menggandeng komunitas patient group. “Kadang, ketika masyarakat mencari informasi dari media, informasi itu tidak tersedia. Dengan menggandeng patient group, penderita akan leluasa sharing dengan pasien-pasien dengan penyakit serupa,” tambah Risa.

Untuk strategi komunikasi off-line, perusahaan yang  beroperasi di indonesia sejak 1974 mengadakan sosialisasi di beberapa rumah sakit, Yayasan Kanker Indonesia dan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak. Hal ini disesuaikan dengan target audiens yang dituju di bulan-bulan kesehatan. Sementara strategi komunikasi on-line dilakukan dengan aktif memanfaatkan media sosial. Risa menilai, semakin cepat mereka melakukan edukasi, semakin cepat pula masyarakat melakukan deteksi dini. Ke depannya, perusahaan yang dipimpin oleh Martin Feulner sebagai Presiden Direktur ini ingin menggandeng lebih banyak stakeholder dalam kampanyenya. Saat ini, Merck telah menggandeng Kementerian Kesehatan, asosiasi dokter, dan peneliti.

Dalam acara yang dihadiri oleh 30 awak media ini, Risa berharap informasi tentang stunting ini dapat diamplifikasi dengan tepat oleh media. Risa mengakui bahwa pihak Merck mempunyai keterbatasan. “Kami menyadari yang punya massa, subscriber dan follower adalah media. Jadi, kami mengedukasi media untuk menjadi penghubung kami ke masyarakat.” ujarnya. (rvh)