Audrey, Group Head of Communication AirAsia: "Kerja Keras"

PRINDONESIA.CO | Kamis, 27/06/2019 | 2.736
Praktisi PR harus siaga 24 jam
Dok. Pribadi

Banyak orang yang beranggapan bekerja di dunia penerbangan itu identik dengan glamor. Tidak demikian bagi Audrey. “It’s really hard work!”

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Bagi Audrey Progastama Petriny, menjadi PR di AirAsia bukan sekadar tempat bekerja, tapi tempat untuk belajar mengenai kehidupan. Apalagi sejak April 2016, ia dipercaya sebagai Group Head of Communication AirAsia yang bertanggung jawab mengembangkan dan mendorong strategi komunikasi di berbagai negara seperti Asia Pasifik, Australia, hingga Amerika Serikat. Audrey dituntut mampu bekerja dengan kolega dari beberapa belahan dunia dengan kultur dan kebiasaan yang berbeda. Tapi, dari situ ia belajar menghargai perbedaan.

Perempuan yang namanya terinspirasi dari aktris yang populer di era 1950-an, Audrey Hepburn, ini mengaku awalnya kesulitan mengatur waktu untuk berkolaborasi dan mendorong transparansi di saat tidak berada di satu lokasi. Sementara zona waktu dan bahasa yang digunakan berbeda, serta bekerja tatap muka terbilang jarang. Namun, ia berprinsip, sangat sulit bukan berarti tidak mungkin. “Kuncinya, semua tim harus memiliki semangat dan misi yang sama,” ujar perempuan yang menjalani masa kecil dan remajanya di berbagai negara seperti Amerika Serikat, Prancis, Belanda, dan Malaysia.

Strateginya, mereka rutin mengadakan pertemuan tahuan setiap akhir atau awal tahun. Pertemuan yang dihadiri tim dari seluruh wilayah operasional itu dilanjutkan dengan team bonding. “Inilah momentum saya mengomunikasikan target,” katanya. Selanjutnya, ia bersama key leaders menetapkan gol atau key performance indicator agar semua tim bersama-sama menyepakati target dan cara mencapai kesuksesan itu. Setiap Senin, ia rutin bertemu dengan para ketua tim melalui video conference untuk membangun sense of community and familiarity.

Audrey mengaku baru benar-benar mendalami PR saat bergabung di AirAsia. Sebelumnya, ia lebih banyak bekerja di bidang sales dan marketing. Tak heran ia sempat merasa ragu ketika mendapat tawaran tersebut. Apalagi tugas yang diberikannya saat itu membangun divisi PR dari bawah sementara ia tidak memiliki pengalaman maupun pengetahuan apa pun soal PR. Audrey menerima tantangan itu. Setiap hari ia berkunjung memperkenalkan diri ke sejumlah stakeholders, belajar, bertemu, dan berdiskusi dengan banyak orang baik rekan sesama PR maupun media. Dan, melanjutkan pendidikan strata dua di bidang PR di LSPR Jakarta.

Ia terkenang ketika harus menggelar konferensi pers padahal baru seminggu bergabung di AirAsia. Karena belum memiliki tim, semua pekerjaan ia kerjakan sendiri, mulai dari membuat rilis, mengundang media, mengurus segala keperluan acara, hingga menjadi MC. Di tahun-tahun pertama, ia sering pulang malam. Tapi, ia bersyukur karena kini sudah memetik hasil dari kerja kerasnya. Untuk itu, katanya, tidak usah ragu menerima pekerjaan yang tidak sesuai dengan latar belakang. “Yang penting mau belajar dan mendengar,” ujar perempuan yang hobi membaca, travelling sekaligus menyicipi makanan lokal ini.

 

Sama

Menyinggung industri penerbangan yang rentan krisis, menurut Audrey, pada dasarnya sama. PR harus siaga 24 jam, mampu merespons dan menangani insiden, lalu menjelaskannya dengan cepat, tepat, mudah dipahami, dan sesuai fakta. Di samping itu, perusahaan wajib memiliki crisis communication manual yang diperbaharui tiap tahun dan crisis communication training yang dilakukan secara berkala, dengan ataupun tanpa pemberitahuan.

Mobilitasnya yang tinggi tak jarang membuat anaknya yang baru berusia empat tahun protes. Itulah sebabnya, ia bersama keluarga kecilnya selalu meluangkan waktu mengunjungi tempat baru di berbagai negara setiap tahun. “Saya ingin anak kami mendapat pengetahuan dan belajar mengenal berbagai kebudayaan di dunia ini,” kata perempuan yang mengantongi mimpi membawa PR ke tingkat yang lebih tinggi melalui kolaborasi dan berbagi pengalaman. (rtn)

 

Selengkapnya baca PR INDONESIA versi cetak dan SCOOP edisi 50/Mei 2019Hubungi Sekhudin: 0811-939-027, [email protected]