Ada yang menarik dari acara PR Rembuk Ketiga di Jakarta, Selasa (2/12/2019). Data Jajak Pendapat Kompas yang dilakukan sepanjang bulan November 2018 - Agustus 2019 menunjukkan bahwa 18,5 persen perubahan perilaku masyarakat mengurangi sampah plastik disebabkan oleh pengaruh kampanye.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Hasil survei tersebut membuktikan besarnya peran public relations (PR) terhadap perubahan perilaku masyarakat. Maka tepat kiranya, acara yang diinisiasi oleh Presiden Direktur IPM PR yang juga salah satu PR INDONESIA Guru, Maria Wongsonagoro, mengangkat tema “Merancang Strategi Komunikasi Berbagai Program Inovatif Pengelolaan Sampah”. Apalagi permasalahan sampah di negara ini kian pelik. Tak hanya menyangkut soal teknis, tapi juga kultural dan sosial masyarakat.
Untuk itu, Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Novrizal Tahar mengajak seluruh praktisi PR berpartisipasi meningkatkan kepedulian mengelola sampah melalui komunikasi publik. “Saya punya harapan dan optimisme tinggi, komunikasi bisa mendorong perubahan perilaku publik, ujarnya.
Inovasi
Upaya mengelola sampah dengan cara-cara inovatif sudah dilakukan oleh banyak korporasi. Salah satunya PT Pegadaian (Persero) melalui program Memilah Sampah Menabung Emas. Program ini, kata Direktur Jaringan, Operasional dan Penjualan Damar, merupakan ajakan kepada masyarakat untuk memilah sampah rumah tangga berikut serangkaian proses yang harus dilalui. Mulai dari penyetoran sampah ke bank sampah, penimbangan sampah, penghitungan nilai sampah, konversi, hasil konversi disimpan dalam tabungan bernilai emas.
Program sejenis juga dilakukan oleh PT PLN (Persero). Masyarakat menyetor sampah dikonversi menjadi uang yang disimpan dalam buku tabungan. Bedanya lagi, tujuannya untuk mengubah sampah menjadi energi terbarukan. Menurut VP PR PLN Dwi Surya Abdullah, sampah organik dan anorganik diolah menjadi bahan bakar yang dapat menghasilkan listrik.
Serupa dengan PT Astra International Tbk. Melalui Kampung Berseri Astra, mereka mendorong masyarakat, salah satunya warga di Pulau Pramuka, untuk menjadikan kegiatan mengelola sampah sebagai ritual yang produktif. Dalam menjalankan program tersebut mereka merangkul local heroes di daerah masing-masing.
Kegiatan ini selanjutnya disuarakan melalui berbagai strategi komunikasi. Tujuannya, agar semakin terinspirasi dan tergerak melakukan hal serupa. "Sebab, kami sadar kami tidak bisa bergerak sendiri," kata Head of Corporate Communications Astra Boy Kelana Soebroto.
Dalam menjalankan perannya, pria yang juga merupakan Wakil Ketua Umum III BPP PERHUMAS ini mencatat setidaknya ada empat strategi yang dilakukan. Pertama, tentukan tujuan yang ingin dicapai. Kedua, konten yang sesuai. Ketiga, distribusikan informasi kepada media yang tepat. Keempat, lakukan evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan program.
Menurut Maria, perlu ada gerakan nasional untuk meningkatkan masyarakat peduli sampah. Kontribusi yang bisa dilakukan PR antara lain merancang strategi komunikasi yang bisa dilakukan dan diterapkan ke instansi masing-masing.
Strategi komunikasi menjadi panduan. Maria merangkum sekiranya ada tujuh fase strategi komunikasi yang harus dilakukan. Fase pertama, tetapkan tujuan. Fase kedua, analisis keadaan. Fase ketiga, petakan stakeholders. Fase keempat, survei persepsi. Fase kelima, buat strategi komunikasi berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, hasil analisis situasi, dan persepsi yang ingin diubah. Fase keenam, action plan, timeline, agenda-setting. Fase ketujuh, lakukan assessment. "Bila tidak ada perubahan, lakukan perubahan strategi komunikasi," ujarnya. (mai)
- BERITA TERKAIT
- Tiga Institusi asal Indonesia Jadi Pemenang di Ajang AMEC Awards 2024
- Masih Ada Peluang, Pendaftaran Kompetisi Karya Sumbu Filosofi 2024 Diperpanjang!
- Perhumas Dorong Pemimpin Dunia Jadikan Komunikasi Mesin Perubahan Positif
- Berbagi Kiat Membangun Citra Lewat Kisah di Kelas Humas Muda Vol. 2
- Membuka WPRF 2024, Ketum Perhumas Soroti Soal Komunikasi yang Bertanggung Jawab