“Content is King, Collaboration is Queen

PRINDONESIA.CO | Rabu, 11/12/2019 | 5.277
Rumusan klasik content is king masih kurang. Perlu ditambah dengan collaboration is queen.
Priyo/PR INDONESIA

Pameo klasik: Content is king yang selama ini dipegang oleh para penerbit media cetak dan on-line, khususnya jurnalis, rupanya juga dipedomani oleh para kreator konten media sosial (medsos).

BATAM, PRINDONESIA.CO - Dalam pandangan Faiz Rahman, Kasubag Publikasi Humas Pemprov Jawa Barat (Jabar), rumusan klasik konten tersebut masih kurang. “Perlu ditambah dengan collaboration is queen,” ujarnya di hadapan 56 praktisi public relations (PR) yang menghadiri forum PR INDONESIA Outlook 2020 di Batam, Selasa (10/12/2019). Ia lalu menggambarkan pentingnya kolaborasi akun-akun medsos di lingkungan pemerintah kota/kabupaten se-Jawa Barat ketika menghadapi krisis yang menerpa Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Melalui kolaborasi semacam ini, maka isu negatif yang muncul di kalangan warganet bisa dinetralisasi.

Kolaborasi akun medsos tak cuma untuk mengelola isu-isu negatif, melainkan dapat untuk mempromosikan destinasi atau agenda-agenda kebijakan organisasi. Seperti halnya saat Pemprov Jabar mengampanyekan rencana aktivasi jalur kereta Bandung – Pangandaran. “Engagement cerita itu bisa mencapai 100K. Apalagi mengombinasikan antara foto dengan caption yang unik,” imbuh Faiz.

Cara kreatif untuk mendapatkan engagement tinggi coba dilakukan oleh Humas Kementerian ESDM. Mereka memiliki target mingguan yang harus tercapai. Misal, memperoleh lebih dari 1.500 likes di Instagram. Akun IG Kemen ESDM memang berevolusi dari semula kurang dari 40K, kini di awal Desember 2019 sudah menembus lebih dari 300K.

Gaya-gaya berkomunikasi memanfaatkan momentum diakui Ariana Soemanto, Kabag Humas Kementerian ESDM, dapat menyumbang pertumbuhan follower dan engagement yang signifikan. Seperti ketika sedang ramai film Dilan. Mereka memanfaatkannya dengan membuat pesan “Energi berkea-Dilan”. Menurutnya, engagement paling ampuh adalah melalui kuis. Apalagi jika hadiahnya besar.

Kini, strategi medsos Kemen ESDM lebih banyak diarahkan untuk memberikan nilai tambah. Kegiatan-kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh humas harus memiliki nilai tambah. Misalnya, dengan menciptakan aktivitas off-line bernama #Ruang Energi bagi warganet yang diundang via medsos, lalu bersama belajar tentang kreatif di medsos. “Agenda ini kami lakukan setiap Sabtu, sebagai perwujudan nilai tambah kami bagi masyarakat,” tegas Ariana. 

Dalam perspektif Singue Kilatmata, Manager Strategy and Content Development Telkomsel, praktisi PR memang perlu membuat agenda konten, ia menyebutnya sebagai Content Pilar, agar efek komunikasinya maksimal. Di perusahaannya, ia mengurai agenda konten itu terdiri dari corporate events, special theme, people, CSR, ulang tahun daerah, dan festive (ucapan selamat hari raya dan hari-hari besar internasional). “Kunci keberhasilan konten-konten tersebut agar mendapat engagement tinggi adalah terhubung dengan produk,” ujarnya.

Tak lupa ia mewanti-wakti agar tetap berhati-hati ketika mengampanyekan pesan di medsos. “Karena bagaimanapun menyangkut konten korporat, bahasa konten di medsos perlu diatur agar tidak bias terlalu jauh,” ingat Singue. (asw)