Edukasi Kesehatan Berbasis Komunitas

PRINDONESIA.CO | Jumat, 05/06/2020 | 1.364
Prokesmas Puja, sistem pelayanan kesehatan berbasis komunitas
Dok. PT Pertamina EP Asset 5 Sangasanga Field

Tingginya angka stunting dan rendahnya peran perempuan dalam proses pembangunan di Kabupaten Kutai Kartanegara menginisiasi PT Pertamina EP Asset 5 Sangasanga Field mendirikan Prokesmas Puja.

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Frans Alexander A. Hukom, Legal and Relation Assistant Manager Pertamina EP Asset 5 Sangasanga Field, mengatakan, rapor capaian Millennium Development Goals (MDGs) Kabupaten Kutai Kartanegara untuk kategori zero hunger berada di zona merah selama periode 2014 – 2018. Salah satu indikatornya adalah masih tingginya angka balita stunting.

Pun dengan Indeks Pemberdayaan Gender, masih rapor merah. Penyebabnya karena peran perempuan di dalam pembangunan masih rendah. Lainnya, angka kematian ibu hamil yang masih tinggi, mencapai 240 per 100 ribu kelahiran hidup. Sementara prevalensi tuberkolusis di Kutai Kartanegara juga tergolong tinggi, mencapai 32,5 persen. Ditambah, adanya 230 kasus penyalahgunaan NAPZA.

PT Pertamina EP Asset 5 Sangasanga Field berupaya menjawab berbagai tantangan itu  melalui program community based development. Daerah yang menjadi fokus program ini  berada di Kecamatan Samboja. Terutama di dua kelurahan yang menjadi bagian dari ring 1 wilayah operasi perusahaan. Yakni, Kelurahan Sungai Seluang dan Margomulyo.

Tahun 2019, mereka meluncurkan Prokesmas Puja (Program Kesehatan Masyarakat Terpadu Kecamatan Samboja), sistem pelayanan kesehatan berbasis komunitas. Program yang diunggulkan di ajang penjurian PR INDONESIA Awards (PRIA) 2020.

Tujuan program ini ada tiga. Pertama, melakukan upaya promosi peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif). Kedua, meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi permasalahan kesehatan melalui sistem pelayanan kesehatan berbasis komunitas. Ketiga, meningkatkan peran serta stakeholders. Khususnya, perempuan dalam menanggulangi permasalahan kesehatan di Kecamatan Samboja.

Dari sini, perusahaan mengembangkan lima program berdasarkan isu yang sudah terhimpun. Antara lain, PUSPA KASIH (Pusat Pemantauan Persalinan Aman dan Kader Sayang Ibu Hamil dengan sasaran ibu hamil), PANTAS PENTAS (Pantang Anak Stunting, Penanggulangan Anak Stunting), DANAR PUJA (Duta Anti Narkoba Puskesmas Samboja),  IKAN PESUT (Ikatan Kader Pemburu TB), TATO MACAN (Taman Toga Makin Cantik)—program yang menitikberatkan pada pemenuhan gizi, makanan, kesehatan masyarakat.  “Melalui Pantas Pentas, kami menginisiasi terbitnya kartu Pantas. Fungsinya sebagai alat untuk mendeteksi baduta dan balita stunting,” ujar Frans.

Dampak

Meski baru jalan setahun, program ini sudah menuai banyak apresiasi. Salah satunya, Local Hero Award 2019 dari Pertamina. Selain itu, penghargaan CSR bidang kesehatan dari Kementerian Kesehatan. Apresiasi ini diberikan karena program tersebut dinilai sudah memberikan dampak. Antara lain, menjadikan lahan seluas 100 m2 memiliki nilai tambah karena dimanfaatkan sebagai taman toga dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Kerugian akibat stunting dapat ditekan hingga Rp 311 juta, sedangkan kerugian akibat TB dapat diminimalisasi hingga Rp 42,9 juta per tahun,” kata Aulia Arbiani, Relation and Formalities Senior Staff Pertamina EP Asset 5 Sangasanga Field.

Program ini juga melahirkan lima forum promosi kesehatan masyarakat. Di dalamnya terdapat 242 kader kesehatan masyarakat, 403 penerima manfaat langsung, dan 16.626 penerima manfaat tidak langsung. (rvh)