Bagaimana meraih atensi publik di tengah lautan informasi? Titis Widyatmoko, pendiri sekaligus Pemimpin Redaksi Brilio.net, berbagi tips di hadapan peserta Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) melalui in house training yang diselenggarakan secara virtual, Jumat (10/7/2020).
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Tips itu Titis rangkum berdasarkan pengalamannya mengembangkan Brilio.net. Perusahaan konten digital yang berdiri sejak tahun 2015 ini mampu merangkul pengguna (user) dengan jumlah fantastis, yakni 21 juta, hanya dalam kurun waktu dua tahun.
Pertama, ujar Titis, tentukan target audiens. “Kami menyasar pembaca generasi muda. Selain mereka merupakan target potensial, secara bisnis, jika kami 'bermain' di konten politik dan ekonomi akan kalah dengan raksasa media on-line yang sudah lebih dulu ada,” katanya.
Kedua, pelajari kebiasaannya. “Setelah kami telusuri, generasi muda banyak berinteraksi di media sosial dan selalu terpusat pada gawainya,” ujar Titis. Survei Business Insider menunjukkan generasi muda mengecek ponselnya setiap 10 menit sekali.
Sementara berdasarkan data Statcounter tahun 2018, ada pergeseran cara publik membaca informasi. Responden yang membaca informasi langsung dari dekstop tercatat 26 persen, melalui tablet 2 persen, sisanya 72 persen melalui ponsel.
Data itu juga menunjukkan minat audiens membaca informasi dari dekstop turun setiap tahun sebanyak 8 persen. Pun dari tablet turun 34 persen. Dari ketiga medium itu, hanya ponsel yang jumlah pembacanya tumbuh 5 persen tiap tahun.
Berdasarkan hasil survei tersebut, langkah selanjutnya adalah mengemas konten yang mengandung unsur smartphone friendly. Konten juga harus padat, banyak gambar dan video. “Dari hasil penelusuran kami, artikel yang disampaikan dalam bentuk daftar dan meme sangat disukai pembaca kami. Contoh, Tujuh Cara Menikmati WFH dengan Nyaman,” katanya.
Jenis Konten
Selain itu, kata Titis, pembaca mereka yang didominasi oleh generasi Y dan Z ini juga menyukai konten yang lucu, menggugah nurani, mengandung nilai-nilai kewirausahaan, peduli lingkungan, dan terkait selebritis.
Syarat kunci konten lainnya antara lain pastikan kontennya unggul dari segi kualitas ketimbang kuantitas, memiliki nilai untuk dibagikan (shareable), relevan dengan visi misi organisasi, dan menghasilkan interaksi dengan audiens.
Sementara gaya penulisan, upayakan bak mendongeng (storytelling). Tulisan seperti itu mengandung empat elemen meliputi karakter, konflik, perjuangan, dan berhasil (klimaks). Gaya penulisan tersebut dipastikan tidak membuat pembaca bosan. Sebaliknya, mampu memengaruhi, mengubah perilaku serta keyakinan pembaca. Konten juga mudah diingat karena mengedukasi dan menginspirasi.
Setelah semua unsur tadi terpenuhi, pastikan konten terdistribusi ke semua kanal yang diminati target audiens. “Konten tidak bisa berdiri sendiri jika tidak bisa dinikmati oleh target audiens. Kondisi ini terjadi biasanya dikarenakan konten kita tidak tersedia atau mudah diakses di medium yang diminati audiens,” tutupnya. (rtn)
- BERITA TERKAIT
- Ini Tahapan Mengelola Isu
- Kenali Tiga Model Pendekatan Agar Kampanye PR Makin Efektif
- Ini Kunci Menjadi PR yang Strategis
- Cara Membangun Hubungan yang Efektif dengan Media
- Ini Pentingnya Menjalin Hubungan yang Positif dengan Media Kala Krisis