Setiap hari, publik terpapar 30 ribu iklan per hari. Namun, hanya beberapa pesan yang mampu mereka ingat. Adakah kiat jitu agar kita mampu memenangkan atensi mereka?
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Inilah isu yang mengemuka dalam Indonesia Content Marketing Forum (ICMF) 2020 bertajuk “Better Together: The Powerful Combination Between PR and Content Marketingfor Your Brand Reputation”, Rabu (9/9/2020). Ketua Umum BPP PERHUMAS Agung Laksamana mengatakan, publik terpapar 30 ribu pesan iklan per hari. Maka, jangan heran apabila memenangkan atensi publik di era ini layaknya pertarungan dalam dunia pemasaran.
Apalagi jika melihat perkembangan media sosial. Tercatat ada empat juta foto yang diunggah ke Instagram, 15 juta foto di Facebook setiap jam, 500 juta tweet diunggah setiap hari. Bahkan, jumlah penonton video YouTube mencapai satu miliar per hari. “Ini belum termasuk WhatsApp Group,” ujar Agung.
Jelas, dengan adanya media sosial, publik jadi “kebanjiran” informasi. “Dengan banyaknya noise dan adanya kecerdasan buatan yang menjadi perhatian utama praktisi PR dan marketing saat ini adalah mendapat atensi publik,” imbuhnya.
Agung merangkum beberapa kiat yang bisa kita lakukan untuk memenangkan atensi publik. Pertama, kolaborasi. Saat ini, publik sudah tidak bisa membedakan media yang mereka konsumsi baik itu paid, earned, shared, maupun owned. kolaborasi antara PR dan marketing untuk menciptakan konten bersama adalah kuncinya. “Publik juga sudah tidak peduli dengan konten yang mereka konsumsi berasal dari mana,” ujarnya.
Yang juga harus diingat adalah kolaborasi harus dilakukan dengan konten, orang, waktu, dan saluran yang tepat, serta bersifat personal. “Lima hal ini akan meningkatkan rentang waktu atensi publik,” ujar Agung.
Kiat kedua, kenali audiens. Kita harus mengetahui di mana audiens berada dan media apa yang cocok untuk mereka. “Buat konten yang instagramable dan shareable,” ujar Agung. Maksudnya, membuat konten dengan visual menarik dan mudah untuk dibagikan. Sementara apabila memiliki cerita secara off-line seperti gathering maupun event, buatlah agar acara tersebut dapat dibagikan secara on-line. Jangan lupa sertakan link dan kata kunci agar dikenali oleh search engine optimization (SEO).
Saat ini, kecerdasan buatan juga membantu kita dalam menangkap target audiens. “Perpaduan antara asisten virtual seperti Siri dan AI memudahkan kita untuk engage dengan beragam stakeholder seperti karyawan, supplier, pelanggan, komunitas, hingga pemerintah,” ujarnya.
Kiat ketiga, keep it short and sweet. Artinya, konten harus singkat, memiliki gambar bagus dan dilengkapi infografis. “Konten dan judul harus menarik,” imbuhnya. Jangan lupa, audiens lebih menyukai konten yang bersifat multimedia, yakni gabungan antara teks, suara, gambar, animasi, audio, dengan video. Juga, jangan sia-siakan sepuluh detik pertama. Jika video tidak menarik di sepuluh detik pertama, kita berpotensi kehilangan engagement.
Kiat keempat, storytelling dan personalisasi. Dengan bantuan kecerdasan buatan, kita akan dengan mudah memetakan audiens secara personal. Sehingga, pesan yang kita sampaikan sesuai dengan kebutuhan mereka.
Tantangan
Penasihat Strategi Komunikasi Kantor Staf Presiden Dilla Amran mengatakan, kolaborasi merupakan tantangan bagi praktisi PR. “Kami harus selalu tahu informasi terkini dari kementerian dan lembaga,” ujarnya. Awalnya, ia kerap melakukan kunjungan ke berbagai K/L untuk mengetahui program mereka. Ia juga melakukan kolaborasi dengan media, akademisi dan pengusaha.
Dilla mengaku tantangan terbesar yang ia alami sebagai praktisi PR saat ini adalah mengawal informasi Covid-19. Awalnya, yang membuat pusat informasi terpadu di KSP adalah murni dari PR. Ia pun dalam pembuatan media center. Bahkan, dalam sehari ia bersama tim dapat menyelenggarakan 2 – 3 kali konferensi pers. Setelah konten PR berjalan selama dua bulan, barulah konten marketing dijalankan. “Di sini besarnya peran PR. Yakni, menjaga relevansi konten dari hulu hingga hilir,” pungkasnya. (rvh)
- BERITA TERKAIT
- Tiga Institusi asal Indonesia Jadi Pemenang di Ajang AMEC Awards 2024
- Masih Ada Peluang, Pendaftaran Kompetisi Karya Sumbu Filosofi 2024 Diperpanjang!
- Perhumas Dorong Pemimpin Dunia Jadikan Komunikasi Mesin Perubahan Positif
- Berbagi Kiat Membangun Citra Lewat Kisah di Kelas Humas Muda Vol. 2
- Membuka WPRF 2024, Ketum Perhumas Soroti Soal Komunikasi yang Bertanggung Jawab