Buku Public Affairs: Teori dan Praktik, karya Noke Kiroyan bekerja sama dengan PR INDONESIA resmi diluncurkan hari ini, Rabu (25/11/2020).
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Buku ini menjadi jawaban bagi seluruh masyarakat, khususnya para pelaku public affairs (PA), yang haus terhadap informasi menyeluruh tentang public affairs—profesi yang kian mendapat sorotan, apalagi di masa pandemi seperti sekarang.
Hal ini dikarenakan fungsinya yang esensial di perusahaan. Public affairs saat ini dimaknai sebagai fungsi yang bertugas menjalin hubungan dengan stakeholders dengan memerhatikan konteks politik, ekonomi, sosial, budaya. Keberadaannya juga berfungsi untuk menyelaraskan tujuan bisnis dengan harapan para pemangku kepentingan. Serta, menyusun strategi yang tepat yang dapat menafsirkan hal-hal tersebut menjadi program keberlanjutan.
Sebagai ilustrasi, Noke mengibaratkan perusahaan sebagai seekor ikan. Ikan tesebut berenang di samudera besar bernama peluang usaha. Ia tak selalu mulus dalam melakukan perjalanannya. Faktor pemicunya ada banyak mulai dari dinamika ekonomi, sosial, poltiik, sampai perkembagan teknologi. Dan, tak dimungkiri dapat berpapasan dengan gejolak dari pemasok, pesaing, organisasi politik, pemerintah masyarakat, media, hingga masih banyak lagi. Belum lagi pengaruh dari terbitnya hukum perundang-undangan/regulasi dan kebijakan baru.
Di tengah jalan, ia juga tak luput oleh kemungkinan diterpa isu spesifik mengenai sektor terkait, lintas sektor, internal, lokal, sampai lintas batas. “Isu ini kalau tidak dikelola bisa jadi krisis,” kata Noke yang merupakan Chairman & Chief Consultant Kiroyan Partners tersebut.
Lalu di mana fungsi PA? “PA adalah penghubung antarmuka (interface) antara perusahaan dengan lingkungan di sekitarnya,” katanya seraya menekankan jika PA berkaitan dengan konteks, public relations (PR) erat kaitannya dengan konten.
Dia selalu mengikuti dan memantau perkembangan di sekitarnya, serta kondisi sosial, ekonomi, politik, melakukan analisis, memberikan arahan memberi masukan kepada pimpinan serta perusahaan. Termasuk, menginformasikan isu sebelum menjadi krisis dan bagaimana menghadapi situasi sekarang. “Dialah yang menjaga sehingga ‘ikan’ tersebut dapat terus melanjutkan perjalanannya,” ujar pria yang berpengalaman sebagai CEO di berbagai industri mulai dari pertambangan, oleochemicals, sampai energi dan teknologi inovatif ini.
Buka Cakrawala
Di buku tersebut, semua itu dibahas tuntas. Seperti manfaat yang dirasakan oleh Letjen. TNI (Purn) Agus Widjojo, Gubernur Lemhanas, setelah membaca buku karya Noke. “Buku ini sudah menyadarkan dan membukakan cakrawala kita tentang pentingnya komunikasi dua arah dalam konteks public affairs sebagai kunci keberlanjutan bisnis,” ujarnya. Buku ini juga sangat informatif. Karena, mengupas teori yang didukung dengan pengalaman-pengalaman empiris sebagai studi kasus.
Sementara Meidyatama Suryodiningrat, Presiden Direktur PT LKBN Antara, mencatat sedikitnya ada tiga kesimpulan menarik dari buku ini. Pertama, PA jangan hanya menjadi komoditas, tapi menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari suatu perusahaan/organisasi. Kedua, penekanan terhadap praktik bisnis yang beretika dan bertanggung jawab sosial, maka penyelesaian masalah juga harus dengan cara yang beretika. Ketiga, terkait ada kalanya lebih baik diam. “Meski di tengah dunia yang bising, kita tidak harus menyikapi segala sesuatu dengan reaktif,” ujarnya.
Bagi Meidyatama, buku ini sangat menarik dan mengundang banyak keingintahuan. Untuk itu, ia menantikan buku PA jilid kedua. (rtn)
- BERITA TERKAIT
- Masih Ada Peluang, Pendaftaran Kompetisi Karya Sumbu Filosofi 2024 Diperpanjang!
- Perhumas Dorong Pemimpin Dunia Jadikan Komunikasi Mesin Perubahan Positif
- Berbagi Kiat Membangun Citra Lewat Kisah di Kelas Humas Muda Vol. 2
- Membuka WPRF 2024, Ketum Perhumas Soroti Soal Komunikasi yang Bertanggung Jawab
- Dorong Kecakapan Komunikasi, Kementerian Ekraf Apresiasi Kelas Humas Muda Vol. 2