Di dalam berbagai tulisan saya di PR INDONESIA, saya menekankan bahwa public affairs (PA) tidak berlangsung dalam ruang hampa. Public affairs berlangsung di tengah dinamika ekonomi, sosial, dan politik. Dipengaruhi berbagai unsur budaya dan norma.
Oleh: Noke Kiroyan, Chairman & Chief Consultant KIROYAN PARTNERS
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Kali ini, saya ingin membahas praktik public affairs di Jerman. Negara yang berdaulat lebih lama dengan pranata-pranata sosial yang lebih berakar. Aspek sosial, politik dan ekonomi di sana lebih mengemuka.
Saya mengambil definisi public affairs dari buku Public Affairs-Management von Großunternehmen (Pengelolaan Public Affairs Perusahaan-perusahaan Besar). Definisinya adalah: “Public affairs adalah fungsi perusahaan yang mengatur hubungan antara perusahaan yang bersangkutan dengan pemangku kepentingannya termasuk pemerintah, parlemen, asosiasi bisnis dan profesi, serikat pekerja, media, LSM dan masyarakat”.
Dua institusi yang disebutkan dalam definisi di atas, yaitu asosiasi bisnis dan serikat pekerja, merupakan pemeran utama perekonomian Jerman.
- BERITA TERKAIT
- Kunci Utama Memimpin Tim Tetap Solid di Tengah Krisis Komunikasi
- Demokrasi di Meja Makan
- Peran Pengelolaan “Stakeholder” Mendukung Penerapan ESG dan Keberlanjutan
- Pentingnya Juru Bicara dalam Membangun Kredibilitas IKN
- Begini Rahasia Sukses Konferensi Pers