Survei Telum Media di kawasan Asia Pasifik menunjukkan mayoritas praktisi komunikasi menganggap masalah operasional merupakan ancaman terbesar di 2021.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Survei tersebut menjangkau 450 profesional komunikasi senior baik internal maupun agensi PR di Asia Pasifik. Berbeda dengan kebanyakan praktisi komunikasi di Asia Pasifik yang lebih khawatir dengan pemberitaan negatif dari media, sebanyak 26 persen praktisi komunikasi di Indonesia justru melihat keamanan siber sebagai ancaman besar di tahun 2021.
Menurut salah satu responden, Audrey Progastama Petriny, VP Corporate Communications Gojek, latar belakangnya karena masyarakat kini semakin bergantung pada platform digital. Karena hal itu pula, perusahaan yang genap berusia sepuluh tahun tersebut terus meningkatkan upaya untuk memiliki keamanan dan privasi data yang kuat. Khususnya, untuk mengatasi masalah penipuan on-line dan manipulasi psikologis.
Survei ini juga menunjukkan 77 persen responden percaya bahwa peran tim komunikasi semakin penting dalam satu tahun terakhir. Setelah fokus utama pada masalah komunikasi internal, komunikasi eksternal seperti membangun kesadaran masyarakat akan brand building, thought leadership, serta manajemen reputasi diyakini akan menjadi prioritas di tahun ini.
Keinginan berbagai perusahaan untuk membangun reputasi di Asia Pasifik juga dibayangi masalah operasional yang dianggap sebagai ancaman reputasi terbesar. Sebanyak 25 persen praktisi komunikasi senior merasa kelelahan merupakan masalah utama yang mereka hadapi, disertai dengan dorongan untuk meningkatkan keterampilan tim untuk beradaptasi dengan transformasi digital yang berkembang dinamis.
Semakin besarnya fokus para praktisi komunikasi untuk menjaga relasi dengan media juga menunjukkan hubungan personal merupakan strategi paling efektif. Sementara sebanyak delapan dari sepuluh pemimpin di industri komunikasi percaya media tradisional merupakan sumber informasi yang lebih dipercaya dibanding pemerintah, situs korporat, media sosial, dan juga influencer. Sehingga, membangun relasi dengan media dan digital marketing menjadi strategi komunikasi yang penting di tahun ini dan seterusnya.
Selain itu, responden merasa mereka tidak yakin akan segera kembali kerja di kantor. Namun sebaliknya, mereka meyakini budaya kerja kantor berubah (20%), pentingnya pelatihan dan pengembangan (18%), serta masalah jaringan (15%) menjadi kendala terbesar yang mengganggu aktivitas bekerja dari rumah.
Menurut Tim Williamson, Managing Director Asia Pasifik Telum Media, survei ini mengeksplorasi masalah yang dihadapi oleh para praktisi komunikasi senior di Asia Pasifik serta bagaimana mereka mengatasinya. Apa yang muncul dari hasil survei ini merefleksikan ketahanan dan optimisme dari para responden beserta timnya dari krisis menuju fokus yang baru.
Kabar gembira untuk para pelaku konsultan PR. Sebab, hampir tiga perempat dari responden praktisi komunikasi internal berencana untuk mempertahankan, bahkan meningkatkan pengeluaran untuk agensi PR di tahun ini. Hasil survei selengkapnya dapat diunduh di https://www.telummedia.com/public/request/communication-survey. (rtn)
- BERITA TERKAIT
- 3 Prioritas Anjari Umarjinto yang Kembali Terpilih Sebagai Ketum PERHUMASRI
- APPRI Luncurkan Buku PR di Indonesia Dari Masa ke Masa
- Momen Pilkada, Ini 4 Alasan Unit PR Butuh Strategi Komunikasi Khusus
- Refleksi Satu Dekade Komunikasi Jokowi dari Para Pakar
- Panduan Praktis Memulai Kerja Sama dengan “Influencer”