Begini Cara PR Mengelola Tren

PRINDONESIA.CO | Rabu, 22/09/2021 | 4.643
Perubahan adalah kata yang paling tepat dikaitkan dengan tren. Ketika bicara soal tren, maka akan ada risiko dan kesempatan.
Dok.Istimewa

“Cara terbaik untuk memprediksi masa depan adalah dengan menciptakan masa depan itu sendiri.”

JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Sebagai komunikator, public relations (PR) hendaknya tidak sekadar memprediksi tetapi mampu menciptakan masa depannya sendiri bagi keberlangsungan bisnis dan organisasinya. Demikianlah catatan dari webinar yang diselenggarakan oleh Isentia bertajuk "IN THE KNOW: Understanding Media Trends for Business Success, Kamis (26/8/2021).

Pandemi COVID-19 telah membuat PR terlatih untuk beradaptasi serta merespons setiap perubahan. Krisis multidimensi ini juga senantiasa mengajarkan pelaku PR untuk selalu membekali diri dengan data, informasi, serta insight yang dianggap paling berharga, tepat pada waktunya, dan relevan. “The only constant in life is change,” ujar Ledy Ochel Espinosa, Regional Insights Director for Emerging Markets Isentia, mengutip pernyataan filsuf Yunani Heraclitus.

Ya, perubahan adalah kata yang paling tepat dikaitkan dengan tren. Ketika bicara soal tren, maka akan ada risiko dan kesempatan. Dalam konteks kecerdasan media (media intellegance), Ochel melanjutkan, risiko itu bisa jadi karena industri kita telah mengalami perubahan, tidak ada lagi kebutuhan pelanggan terhadap produk dan layanan yang kita berikan. Bahkan, tidak menutup kemungkinan mereka beralih ke sesuatu yang lain.

Di sisi lain, tren juga memberi kesempatan bagi brand/organisasi untuk terus berinovasi. Sebab, kita dipaksa untuk memenuhi tuntutan baru. “Dengan kata lain, tren adalah asumsi perkembangan di masa depan yang memiliki efek jangka panjang, tahan lama, dan mengubah sesuatu,” ujarnya.

Ia lantas merangkum empat tips mengelola tren. Pertama, PR harus mampu mengidentifikasi tren, baik tren yang ada di dalam organisasi maupun industrinya. PR bisa memulainya dengan menjawab pertanyaan tren mana yang akan ada di masa depan? Akankah tren tersebut benar-benar bisa bertahan untuk menjadi bagian dari masa depan kita? Manakah dari tren berikut yang relevan bagi perusahaan/brand kita?

Kedua, PR perlu menganalisis efek dan kemungkinan-kemungkinan proyeksi dan skenario. Ke arah mana tren dapat berkembang? Perubahan besar apa yang akan terjadi dalam jangka pendek dan jangka panjang? Apa dampak tren secara umum? Jawaban ini selanjutnya akan menjadi bagian dari rencana dan strategi PR.

Ketiga, menganalisis dampak tren bagi industri dan organisasi kita. Apa arti tren bagi perusahaan dan bisnis? Apa keuntungannya bagi industri kita secara keseluruhan? Apa dampaknya terhadap perusahaan, bisnis dan industri kita? Apa dampak tren terhadap lingkungan kita? Kebijakan pemerintah apa saja yang boleh, dilarang, atau bahkan dibatasi?

Keempat, menghindari skenario shoulda, woulda, coulda. Insight untuk menemukan tren yang tepat sangatlah krusial. Maka dari itu, PR harus memiliki wawasan dan orientasi dasar yang kuat untuk menentukan tren yang relevan dengan perusahaan, brand, bahkan industri kita. Jika tidak, PR hanya berfokus pada kebutuhan pelanggan yang salah. Hal ini dapat menimbulkan bencana saat pengambilan keputusan. Untuk itu, PR dapat menggunakan Trendspotting Study besutan Isentia. (ais)