Usman Kansong, Dinobatkan sebagai "Bapak Humas Indonesia"

PRINDONESIA.CO | Rabu, 08/12/2021 | 1.548
Sudah saatnya Dirjen IKP Kemenkominfo mengambil langkah strategis dan berkelanjutan untuk mengonsolidasikan semua potensi humas/PR di Indonesia.
Freandy/PR INDONESIA

Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika Usman Kansong dinobatkan oleh founder dan CEO PR INDONESIA Asmono Wikan, sebagai “Bapak Humas Indonesia”.

BALI, PRINDONESIA.CO –  Penobatan tersebut dilakukan saat pembukaan Jambore PR INDONESIA (JAMPIRO) #7 di Bali, Rabu (8/12/2021), yang dihadiri 140 praktisi PR dari seluruh Indonesia. Menurut Asmono, sudah saatnya Dirjen IKP Kemenkominfo mengambil langkah strategis dan berkelanjutan untuk mengonsolidasikan semua potensi humas/PR di Indonesia baik humas pemerintah maupun PR Korporasi. Sehingga, konsolidasi dan penguatan profesionalisme PR/Humas saling sinergis.

Dalam sambutannya, Usman merasa terhormat atas penobatan ini. Ia pun berharap agar praktisi humas di tanah air bahu-membahu untuk terus memperkuat kompetensi. Sekaligus, menyamakan langkah mengharmonikan narasi kepada publik.

“Tantangan terbesar kita adalah mengorkestrasi agenda-agenda komunikasi publik agar selaras dan harmonis,” katanya. “Tidak saling bertebaran, melainkan menyatu dan membawa dampak bagi masyarakat," ungkap pria yang puluhan tahun aktif sebagai jurnalis tersebut. Pada akhirnya, masih kata Usman, humas mau tidak mau selalu memperkuat kompetensinya, khususnya terkait komunikasi digital.

 

Tiga Lainnya

Usman merangkum setidaknya ada tiga tantangan humas pemerintah (government public relations/GPR). Pertama, tantangan dari sisi perkembangan teknologi dan informasi komunikasi. Kondisi ini memkasa PR untuk mampu menguasai penggunaan teknologi informasi komunikasi. “PR harus mampu meningkatkan kemampuan media digital untuk berkomunikasi dengan target audiens,” ujarnya.  

Tantangan kedua, PR dituntut harus mampu menjawab tantangan banyaknya miskomunikasi dan disinformasi. Sementara tantangan ketiga adalah nation branding. “Perhelatan G20 merupakan momentum bagi humas, terlebih GPR, untuk melakukan nation branding,” katanya.

Di satu sisi, GPR juga harus mampu merangkul media massa agar secara sukarela bersedia mendukung upaya ini. Termasuk, menggandeng seluruh humas dari lintas instansi, institusi, korporasi, BUMN, untuk bersama-sama mengomunikasikan hal ini “Perhelatan G20 itu  penting karena dapat mendorong kemajuan atau perputaran ekonomi Indonesia. Pada akhirnya meningkatkan PDB,” ujarnya.  

Berbagai strategi pun sudah dilakukan untuk menjawab berbagai tantangan tersebut. Masih kata Usman, salah satunya adalah komitmen Presiden Jokowi untuk memperkuat jaringan internet se-Indonesia. “No one left behind. Jangan ada satu pun orang Indonesia yang tidak memiliki akses ke jaringan internet,” kata Usman. “Sudah banyak survei yang membuktikan, akses internet berkorelasi positif terhadap peningkatan PDB,” imbuhnya.

Sementara untuk menjawab tantangan kedua, mengurangi disinformasi, Kemenkominfo gencar melakukan literasi digital kepada masyarakat. Termasuk, budaya digital, etika digital, digital safety, dan lainnya. “Sedangkan untuk nation branding, solusinya, kami meminta bantuan seluruh rekan-rekan humas untuk ikut menyuarakan nation branding,” ujarnya. (asw/rtn)